SUBANG-Banjir Pamanukan sisakan kerusakan yang cukup parah. Selain itu, dampak banjir di Subang pada rentang 7-9 Februari lalu berdampak pada 21 Kecamatan.
Bupati Subang H Ruhimat kedepan berharap tak ada lagi istilah banjir tahunan yang akan terjadi di Pamanukan. Mengingat pentingnya situasi, melalui Wakil Presiden KH Maruf Amin, ia berharap menjadi perhatian Pemerintah Pusat. “Saya berharap pada Presiden kedepan mudah-mudahan tidak ada istilah banjir tahunan,” kata Bupati Subang, seraya berharap Kementrian PUPR dapat segera mengambil langkah-langkah strategis dalam penanganan banjir.
Ia menyebut, rekonstruksi dan pemulihan pasca kebencanaan menjadi prioritas yang perlu didukung oleh stakeholder. “Kami mohon dukungan dan arah Bapak Wakil Presiden terkait rencana penanganan jangka penjek dan jangka panjang yang telah kami susun. Kita berharap dukungan Pemerintah Pusat, sehingga banjir pantura terjadi di tahun-tahun yang akan datang,” bebernya.
Baca Juga:Buku Nikah HilangTerbawa Banjir, Begini Cara DuplikatnyaWagub: Penambangan Liar Sebabkan Banjir
KH Maruf Amin turut prihatin atas berbagai mudibah yang terjadi di Indonesia sejka awal tahun 2021 hingga kini yang terjadi di Subang. “Termasuk Subang, ada berbagai daerah yang dilanda banjir ini,” kata Kiyai Maruf.
Ia menyampaikan, berdasarkan keterangan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Bank Dunia, Indonesia merupakan negara dengan potensi bencana yang tinggi. “Kita harus tetap tabah dan sabar. Tapi kita juga harus tetap melakukan beragam aksi nyata, bersama para relawan, pemerintah, semuanya bekerjasama,” kata Kiyai Maruf Amin.
Saat ini, upaya penanganan kebencanaan dan pasca bencana menjadi satu hal yang sangat penting dilakukan. Ia melihat Pemerintah setempat tengah berupaya melakukan langkah-langkah terkait penanganan kebencanaan.
Kiyai Maruf juga menyebut, salah satu penyebab bencana banjir di Subang juga telah disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat yakni perihal kerusakan lingkungan. “Dalam syariat agama, ada juga kaidah yang mengatur soal Keserasian dan keteraturan alam, lingkungan dan manusia. Itu tidak boleh dilanggar. Kalau dilanggar akan ada dampaknya,” jelas Kiyai Maruf.
Meski begitu, ia mengajak seluruh pihak untuk tetap optimis dan fokus pada pemulihan pasca bencana setelah membangun kembali infrastruktur, budaya masyarakat yang sadar dan tanggap akan banjir. “Kita harus tetap optimis untuk menatap kedepan pasca kejadian bencana, seperti Perbaikan infrastruktur yang lebih dan aman, serta membangun kembali budaya masyarakat yang sadar akan lingkungan,” tuturnya.