Oleh: Irah Wati Murni, S.Pd
Kenaikan harga kedelai impor beberapa waktu lalu kembali terjadi. Hal ini membuat sejumlah produsen tahu dan tempe di beberapa wilayah termasuk di Purwakarta menjerit, bahkan ada di antara mereka yang sempat mengancam akan mogok produksi. Sebagian lagi mau tak mau harus menaikkan harga jualnya atau ada pula yang mengurangi produksinya.
Hal ini sangat jelas menunjukan bagaimana produsen tahu dan tempe sangat ketergantungan bahan baku impor dari luar negeri. Padahal hal tersebut sangat berbahaya bagi kemandirian pangan produsen tahu tempe di Indonesia termasuk di Purwakarta. Maka jika ketergantungan ini tak segera diputus, bukan tak mungkin akan mengancam kedaulatan pangan lokal dan mematikan pertanian kedelai dalam negeri.
Maka seharusnya pemerintah dan pejabat yang mempunyai wewenang harus membuat kebijakan yang pro dengan petani kedelai lokal. Mengedukasi dan memfasilitasi para petani kedelai agar membuka lahan dengan kualitas kedelai yang unggul sehingga dapat bersaing dengan kedelai impor. Sementara itu untuk menekan persaingan harga dengan kedelai impor, maka pemerintah harus mengurangi atau bahkan menutup rapat keran kedelai impor ke dalam negeri agar produksi kedelai lokal bisa berkembang dan maju. Jika demikian, maka suatu keniscayaan jika harga kedelai bisa terjangkau dan para produsen tahu tempe pun senang. (*)