Oleh: Elin Marlina
Adanya pengumuman pemerintah terkait pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi yang belum usai cukup menuai pro-kontra. Rencananya PTM sendiri akan dimulai secara terbatas pada bulan Juli 2021. Publik mempertanyakan bagaimana dengan potensi penularan kasus di sekolah? Memang, Covid-19 di Indonesia secara umum mulai menurun namun masih fluktuatif. Rasio positif Covid-19 masih pada kisaran 11-12 persen, angka yang masih jauh dibawah standar WHO yakni rasio positif minimal 5 persen.
Uji coba PTM pun telah dilangsungkan di beberapa tempat, SMA di Kabupaten Bogor salah satunya. Namun naas, dua siswa yang mengikuti uji coba tersebut positif virus corona. Dengan ditemukannya kasus positif, akhirnya proses uji coba PTM di kedua tempat siswa itu belajar dihentikan dan kembali melaksanakan kegiatan belajar secara daring. (okenews)
Sungguh disesalkan, akibat ketidaksiapan pelaksanaan uji coba PTM ini pada akhirnya tidak sedikit sekolah-sekolah yang menjadi klaster covid. Sementara itu Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan sekolah tatap muka ditunda, khususnya di wilayah zona merah. “Sekolah tatap muka kita tunda dulu khususnya yang zona merah itu mah pasti tidak boleh,” kata Ridwan Kamil di Makodam III/Siliwangi di Jalan Aceh, Kota Bandung pada Selasa 15 Juni 2021.
Baca Juga:Keracunan Gas Berdampak Pada Warga, Bagaimanakah Solusinya?Penanganan Sampah yang Tak Kunjung Rampung
Sebenarnya pemerintah menetapkan PTM hanya untuk daerah zona kuning dan hijau. Hanya saja untuk mendapatkan informasi akurat terhadap kategori zona covid di suatu tempat masih terkendala, diantaranya dikarenakan ada daerah-daerah yang tidak transparan. Mentri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, demi mendapatkan status zona hijau, tes Covid-19 malah dikurangi oleh sejumlah daerah. Mereka berharap jumlah kasus Covid-19 yang terdeteksi rendah sehingga status penyebaran virus Corona rendah. Padahal apa yang mereka lakukan itu bak menyimpan bom waktu. (solopos)
Kita tentunya sama-sama menyadari bahwa pembelajaran tatap muka tentu lebih efektif dibandingkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sekolah daring yang begitu lama menimbulkan banyak kesulitan bagi para siswa dan orang tua. Bosan dan jenuh mulai dikeluhkan para siswa dan orang tua pun menjadi pusing dibuatnya. Sementara itu para guru tak kalah repot untuk mencari jalan agar PJJ tetap efektif sehingga siswa dapat memahami pelajaran yang diberikan. Namun sekali lagi, walaupun PTM lebih efektif dibanding PJJ, keselamatan rakyat tidak boleh diabaikan dengan alasan apapun.