Kata mendekatkan diri kepada Allah swt mengandung unsur kepasrahan pada sang pencipta bahwa manusia mohon selalu dalam pengawasan dan lindungannya, yang pada ujungnya bisa melaksanakan segala perintah dan menjahui larangannya. Implikasi kedekatan diri tersebut akhirnya mengalir kepada kepatuhan seorang hamba kepada TuhanNya. Qurban sebagai perintah Allah dimaknai juga sebagai bukti kedekatan manusia terhadap Allah swt, bukan darah sembelihan hewan yang dinilai akan tetapi ketakwaannya . Jadi betul apa yang dikatakan oleh mbah Painem bahwa qurban bukan urusan yang terkait dengan kemampuan , akan tetapi berkaitan dengan kemauan, sebuah rasa kedekatan dengan sang Khalik.
Qurban adalah sebagai pengejawantahan bahwa di dalam ibadah tersebut terkandung makna betapa islam selalu mengajarkan kepeduliaan terhadap sesama, sehingga setiap perintah ibadah dalam agama maka dimensi sosial akherat selalu mendapat perhatian . Itulah makna keseimbangan dunia akherat. Spirit beribadah yang selalu memperhatikan keseimbangan ini harus selalu terjaga sehingga jangan sampai terjadi masyarakat di sekitar orang beriman yang memiliki komitmen tinggi terhadap agamanya tetapi tidak tersentuh indahnya islam yang suka berbagi sesama dan suku peduli terhadap manusia di sekitarnya. Fenomena ini sebagai tanda bahwa keseluruhan ibadah ritual memiliki dimensi sosial baik langsung maupun tidak langsung. Bahkan lebih transparan dan berpihak pada kaum miskin. Ini terbukti dengan diturunkannya QS Al ma’un(QS no 107) dengan 7 ayat pula , yang isinya syarat dengan pehatian pada kaum miskin yang memerlukan uluran tangan. Ibadah ritual yang berefek pada ibadah sosial akan memiliki dampak terhadap pengurangan kemiskinan yang masih membelenggu di tanah air.
Beribadah qurban hampir sama dengan fenomena antara membangun masjid dengan memakmurkan masjid nampaknya, artinya banyak umat islam sangat bergairah mendirikan masjid dengan megah dimana mana karena tingginya apresiasi Allah terhadap mereka namun belum diikuti oleh memakmurkan masjid dan memakmurkan jamaahnya . Begitu juga dengan qurban yang berimplikasi sosial. Banyak umat islam yang mampu secara materi akan tetapi tidak mampu untuk berbagi maka Rosulullohpun memberikan teguran .
Baca Juga:Berat… Nikahi Ayu Ting-Ting Kudu Siap Bulanan 300 Juta!!!Semifinal dan Final Euro 2020 (2021) Siap Dihadiri 60.000 Supporter
Rosululloh bersabda : barang siapa yang memiliki kelapangan untuk berqurban, namun dia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat sholat kami ( HR Ibnu majah, Ahmad dan Al Hakim ). Ada dua pendapat mengenai intrepretasi hadist tersebut yaitu yang pertama, orang yang mampu tapi tidak mau kurban maka orang tersebut berdosa dan pendapat kedua, orang yang berharta tapi tidak berkurban maka dilarang mendatangi tempat shalat Idul Adha Rosulullah.