Oleh: Wini Andriyani.S.Pd
Ibu Rumah Tangga
Penyanyi Yuni Shara membagikan cerita bagaimana mendidik dan mengajarkan anak-anaknya yang sudah beranjak remaja. Kepada Venna Melinda, kakak kandung Krisdayanti itu mengaku blak-blakan soal caranya mendidik anak, khususnya berkaitan dengan pendidikan seks. Yuni Shara bercerita dirinya sering kali menemani anak-anaknya menonton film dewasa. Menurut Yuni, hampir tidak mungkin remaja tidak terpapar konten pornografi.“Anak-anakku kebetulan anak-anak yang terbuka. Nggak mungkinlah ya anak-anak kita nggak nonton film porno, mau yang jenis anime atau jenis apapun segala macem, akan ada,” ujar Yuni Shara seperti dilihat di kanal YouTube Venna Melinda Channel, Senin (28/6/2021). Liputan6.com
Dari tanyangan youtube tersebut tentu memunculkan Pro dan kontra ditengah-tengah masyarakat. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merespons, mengingatkan bahwa paparan konten porno berbahaya dan memberi dampak negatif pada tumbuh kembang anak, sekalipun menontonnya dibersamai orang dewasa. Meski beralasan untuk pendidikan seks, tidak sepatutnya orang tua memfasilitasi paparan konten porno bagi buah hatinya. Ada juga masyarakat yang punya pandangan berbeda dengan KPAI, mereka memandang positif pendidikan seks yang diajarkan artis tersebut kepada anaknya. Mereka menganggap dengan cara tersebut akan mendorong komunikasi terbuka tentang pendidikan seks dengan anak.
Bekal pendidikan seks inilah yang dianggap modal andal bagi setiap orang untuk memilih aktivitas seksual bertanggung jawab. Bila memilih pergaulan bebas, sudah tahu risikonya. Bila tidak siap risiko, maka bisa menghindari. Pun bila tak bisa mengendalikan naluri seksual, sudah tahu cara menghindar dari kehamilan tak diinginkan atau penyakit menular seksual berbahaya.
Baca Juga:Blended Learning Pada Pembelajaran Geografi Fisik di Era Milenial: Sebuah Tantangan Bagi GuruMenjelang Ijab Qabul, Lesti Kejora Dapat Kejutan
Tapi sungguh disayangkan Pengetahuan yang keliru serta melimpah dalam bingkai pendidikan seks, justru merampas masa kanak-kanak yang lugu. Mereka yang hanya butuh lapangan untuk bermain, harus dicekoki beragam informasi terkait seksualitas. Anak-anak kebingungan setelah dikenalkan fenomena transgender dengan dalih menghargai perbedaan orientasi seksual.
Kalangan remaja pun demikian. Bukannya makin hati-hati agar tak jatuh pada bahaya seks bebas, justru mereka makin percaya diri untuk mempraktikkan seks aman. No worry, no pregnancy.