Dalam kajian itu, GEM Report mendapati orang-orang usia muda menyumbang sepertiga dari kasus infeksi HIV baru di 37 negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sekitar sepertiga dari orang berusia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang pencegahan dan penularan HIV. Karena itu, pendidikan seksual yang komprehensif dianggap cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) serta UNESCO mendefinisikan pendidikan seksual komprehensif atau comprehensive sexuality education (CSE) adalah suatu bidang pendidikan yang mempelajari tentang aspek kognitif, emosi, sosial, dan interaksi fisik dari seksualitas itu sendiri. (gooddoctor.co.id)
GEM Report menilai, pendidikan seksual mesti dimulai sejak dini. Anak-anak usia lima tahun misalnya, perlu memahami fakta-fakta dasar tentang tubuh mereka, keluarga, hubungan sosial, mengenali perilaku yang tidak pantas, dan mengidentifikasi pelecehan. Anak-anak dan remaja juga harus menerima pendidikan seksual komprehensif sebelum menjadi aktif secara seksual.
Baca Juga:Covid Semakin Merajalela,Islam SolusinyaPPDB, Peran Orang Tua dan Fenomena Kemandirian Siswa
GEM Report menyebut, pendidikan dapat membantu melindungi diri dari kehamilan yang tidak diinginkan, HIV, dan infeksi menular seksual lainnya, mempromosikan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan tanpa kekerasan dalam hubungan. (cnnindonesia.com, 14/06/2019)
Anggapan tersebut jelas keliru dan menyesatkan. Pendidikan semacam ini justru akan merusak keluarga Muslim. Bukannya berhati-hati agar tidak terjerumus pada seks bebas, justru makin percaya diri mempraktikkan perzinahan. Naudzubillah.
Inilah yang diharapkan Barat. Keluarga Muslim mengadopsi pemikiran liberal mereka. Sehingga lahirlah generasi-generasi Muslim yang liberal. Muslim tapi jauh dari pemahaman-pemahaman Islam. Muslim tapi aturan Allah dicampakkan. Muslim tapi tak bangga dengan keislamannya. Sebaliknya, mereka merasa bangga dan menganggap diri sebagai orang yang modern ketika mengadopsi pemikiran Barat.
Islam Selamatkan Generasi dari Paparan Pornografi
Anggapan bahwa segala yang berasal dari Barat adalah kemajuan (modernitas), mengikuti pola pikir dan pola sikap Barat adalah keterbukaan berpikir (tidak kolot) merupakan anggapan yang keliru. Pola pikir dan pola sikap Barat lahir dari akidah sekuler, yakni memisahkan agama dari kehidupan. Segala aturan yang dihasilkan untuk menyelesaikan masalah kehidupan mutlak dari hasil pemikiran manusia semata, tanpa melibatkan Allah SWT sebagai al-Khaliq al-Mudabbir. Alih-alih menyelesaikan masalah dengan tuntas, aturan semacam ini justru hanya akan melahirkan masalah baru.