Orang tua perlu berhati-hati dalam memilih dan menerapkan gaya asuh bagi anak-anaknya. Karena anak adalah investasi akherat. Dari Abi Hurairah, Rasulullah saw. bersabda:
“Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”(HR. Bukhari Muslim)
Sebagai Muslim, sudah seharusnya orang tua mendidik anak-anaknya dengan pendidikan Islam. Menjadikan mereka anak-anak yang shalih, yang selalu menaati Allah dan Rasul-Nya. Karena kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata:
Baca Juga:Covid Semakin Merajalela,Islam SolusinyaPPDB, Peran Orang Tua dan Fenomena Kemandirian Siswa
“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”(Tuhfah al Maudud hal. 123).
Pendidikan seks yang dikampanyekan Barat hanya akan meracuni generasi. Pendidikan semacam ini hanya akan menjerumuskan generasi Muslim pada kehinaan, melahirkan manusia-manusia dengan tujuan hidup rendahan sekadar memenuhi naluri seksual semata.
Berbeda dengan Barat, Islam menempatkan naluri seksual selaras dengan tujuan penciptaan manusia. Tidak membebaskan, tidak pula mengebirinya.
Islam memerintahkan untuk menundukkan pandangan dan menutup aurat, melarang khalwat dan ikhtilat, mengharamkan zina dan liwath, memenuhi naluri seksual dalam hubungan pernikahan, membangun hubungan silaturahmi, serta membangun sikap penuh hormat terhadap lawan jenis sebagai identitas.
Cara Islam ini bukan hanya menjaga individu dari bahaya serta kehinaan dunia dan akhirat, tetapi juga meniscayakan hadirnya sebuah masyarakat dan peradaban mulia.
Dalam sistem Islam, semua syariat seputar penjagaan dan pemenuhan naluri seksual akan dipastikan pelaksanaannya, bahkan didukung dengan sistem ekonomi dan pendidikan. Penataan media juga akan diselaraskan. Negara akan mengatur dan mengawasi media massa, baik cetak maupun elektronik, agar tidak menjadi wahana penyebarluasan pemikiran-pemikiran yang merusak generasi Muslim.
Sungguh, hanya sistem Islam kaffah yang mampu menyelamatkan generasi dari paparan pornografi.(*)