Pada kenyataannya setiap pendaftaran peserta didik baru, orang tua selalu yang banyak berperan. Seperti halnya tahun ini, saat PPDB dimulai, puluhan chat lewat WA yang masuk pada panitia PPDB bertanya tentang syarat-syarat PPDB. Hanya 1 persen diantaranya yang dari anak. Segala keresahan karena tidak tahu informasi, telat melakukan upload berkas, belum melakukan ASPD bagi yang luar kota karena tidak tahu informasi, tidak tahu zonasi, dan lain-lain. Fenomena ini terjadi pada anak didik lulusan SMP, yang seharusnya sudah bisa melakukan sendiri pendaftaran di sekolah yang diingikan. Jika pendaftaran usia SD atau masuk SMP masih bisa ditoleransi karena masih butuh pendampingan, namun jika usia SMA masih dibantu, bahkan anaknya sendiri tidak ikut terlibat dalam pendaftaran ini sesuatu yang perlu menjadi perhatian.
Ketidaktahuan orang tua mengenai tata cara pendaftaran online dan syarat-syaratnya, seharusnya bisa diantisipasi jika komunikasi antara orang tua berjalan dengan baik. Adanya pembatasan waktu upload, bagi jalur afirmasi dan prestasi, adalah informasi yang bisa dibaca, dilihat pada website Dikpora. Namun mengapa masih ada banyak orang tua yang mengeluh terlambat dan tidak tahu tentang informasi ini. Kebanyakan dari calon peserta didik tidak menyampaikan kepada orang tua, padahal seharusnya sudah disampaikan informasi melalui gurunya SMP.” Saya tidak tahu kalau informasi di sampaikan lewat internet, anak saya gak pernah cerita, kerjaannya pegang gadget terus, tapi katanya gak ada info dari SMP nya setahu saya bisa ditanyakan disekolah langsung seperti saat pendaftaran kakaknya dulu”. Seperti yang dituturkan Budiyono salah satu calon orangtua peserta didik yang masuk SMA tahun ini. Atau jawaban Suryani ibu dari calon peserta didik dari jalur prestasi, yang telat mendaftarkan ke Dikpora, padahal memiliki prestasi OSN tingkat propinsi, atlet Porda dan memiliki nilai ASPD tertinggi di sekolahnya.
Sayang sekali nilai prestasi tidak bisa dimasukkan sehingga total nilai tidak mencukupi saat memilih jalur prestasi. Ironi karena seharusnya dia bisa masuk jalur prestasi lintas zona sebagai penghargaan atas prestasi yang dimiliki, namun karena kurang literasi dan mengandalkan orang tua dalam pendaftaran, maka menjadi tidak bisa mendaftar lewat jalur prestasi.