BANDUNG-Risiko sakit bagi kaum lanjut usia (lansia) cukup tinggi. Pasalnya, semakin menua berarti setiap orang mengalami penurunan fungsi-fungsi tubuh.
Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam Divisi Kesehatan Geriatri Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Lazuardhi Dwipa mengungkapkan agar lansia tetap sehat, butuh dukungan banyak pihak terutama dari keluarga.
“Pasien lansia membutuhkan pelayanan yang terpadu, karena mengalami multipenyakit. Gangguan terjadi akibat penurunan fungsi. Di samping itu adanya juga yang mengalami sindroma geriatri atau masalah yang lazim terjadi pada lansia, yaitu kerentaan tau mudah mengalami sakit hanya dengan stressor ringan. Karena itu, keluarga sebagai caregiver bagi lansia adalah support system yang sangat penting,” kata Lazuardhi saat menjadi narasumber webinar dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional (BKKBN) 2021 yang diinisiasi Perwakilan BKKBN Jawa Barat pada Kamis (8/7).
Keluarga lansia, sambung dia, harus mengajak berkomunikasi, sabar, dan bijaksana. Juga meminta nasihat pada lansia agar mereka merasa diakui keberadaannya. Kemudian, ajak serta lansia dalam acara keluarga. “Dorong mereka untuk hidup bersih. Bantulah dalam aktivitas sehari-hari. Ini penting karena dilihat dari ilmu geriatrik, sehat bukan semata-mata sehat secara fisik, melainkan juga mandiri, tetap aktif, dan produktif,” paparnya.
Baca Juga:Menko Airlangga: 1,47 Juta Nakes akan Terima Vaksin Dosis KetigaBPJamsostek Borong 4 Penghargaan Human Capital on Resilience Excellence Award 2021
Dia juga mengingatkan bahwa lansia sangat berisiko terpapar Covid-19. Ini terjadi karena pada umumnya lansia sudah terhinggapi penyakit bawaan atau komorbid. Data menunjukkan, tingkat kematian berdasarkan Covid-19 banyak dialami seseorang dengan penyakit komorbid.
“Tantangan penanganan lansia makin besar pada saat pandemi Covid-19. Maklum, selama pandemi Covid-19 terjadi penurunan akivitas. Ini yang menjadikan risiko terinfeksi menjadi sangat tinggi. Perlu penanganan terpadu yang melibatkan berbagai pihak,” paparnya.
Di bagian lain, Profesor Jatie mengungkapkan peran pengasuh keluarga (family caregiver) penting bukan saja terkait kesehatan. Lebih dari itu, pengasuh berhubungan dengan pemenuhan aspek biopsikososial. Family caregiver diperlukan guna mengurangi kemunduran perilaku, mengelola perilaku adaptif lansia, dan membantunya untuk mandiri.
“Alasan menjadi family caregiver adalah karena kasih sayang, alasan finansial, dan kondisi sosial-budaya. Ada rasa tidak puas apabila melihat orang tua dirawat oleh orang lain. Di sinilah pentingnya peran keluarga,” ungkapnya.