ADA klimaks. Ada antiklimaks. Begitu biasanya plot sebuah alur cerita atau drama. Saat klimaks penonton akan merasakan sensasi seru, gembira, menantang atau sedih. Suasana dramatis.
Saat antiklimaks kita merasakan sensi cooling down, mengecewakan, happy ending atau bahkan sengaja ceritanya ‘digantung’. Bisa juga pemirsalah yang menyimpulkan. Seperti akhir diskusi ILC.
Tergantung bagaimana sutradara. Tergantung penulis naskah. Tergantung inginnya produser. Tergantung yang lagi laris ‘cerita’ bagaimana.
Baca Juga:Wacana Vaksin Ketiga untuk Booster, Ini Pendapat EpidemiologSeri Belajar Ringan Filsafat Pancasila ke 53
Ibarat sebuah drama. Plot kompetisi open bidding direksi BUMD Subang Sejahtera (SS) juga terasa seru. Klimaksnya saat pemberhentian tiga direksi SS. Hingga proses seleksi. Pemirsa saling menebak, siapa yang akan menduduki jabatan direksi SS selanjutnya. Banyak nama beredar. Banyak prediksi diumbar di jagat medsos.
Baru di tahun ini ‘drama’ BUMD ini seru. Biasanya hanya seru di ruang dewan yang tertutup. Mengapa? Karena isunya dibuka. Karena pemerintahnya berani membuka. Karena media berani memberitakannya. Karena masyarakatnya menyikapinya.
Polanya sekarang: pemerintah-media-publik. Dulu seringnya begini: pemerintah-media-DPRD. Pola yang pertama akan jadi seru. Apalagi sekarang publik menggunakan medsos. Pola kedua sudah jadul, elitis dan terlalu banyak kepentingan. Bukankah DPRD juga mewakili publik? Iya, tapi mereka sering memfilter kepentingan publik.
Akhirnya permasalahan SS tersebar luas. Isunya beragam: bangkrut, rugi, dikorupsi, direksi tidak kompeten, tidak punya bisnis utama, modal habis, dan sederet isu lainnya beredar.
Jelas ini menantang banyak orang untuk memahaminya. Akhirnya banyak orang yang ingin tahu, cari informasi sana-sini. Apalagi di puncak klimaksnya bupati memberhentikan para direksi yang baru satu tahun menjabat. Sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh bupati sebelumnya.
Dalam sebuah diskusi saya menyampaikan pendapat: BUMD jadi ramai karena sekarang diurus oleh Pemda. Tidak dibiarkan ‘asal ada’. Dulu sepi karena dianggap tidak penting. Yang penting ada. Yang penting jalan.
Akhirnya masuk fase open bidding. Respon publik bagus. Yang daftar 31 orang. Bersaing untuk tiga jabatan direksi. Yang daftar ada dari Bandung, Purwakarta, Karawang juga Jakarta.
Baca Juga:Media Pembelajaran Berbentuk Animasi dan Video dengan Pendampingan KKN TematikBerita Hoax
Panitia seleksi (Pansel) bersemangat. Dilihat profilnya banyak yang bagus-bagus. Saya sempat baca profil para pendaftar. Tapi kebanyakan memang pekerja. Bukan perintis usaha. Tapi ada satu dua yang punya pengalaman panjang.