Ambulance di Indonesia di daerah saya, yang setiap malam meraung raung hampir dalam seminggu terakhir ini juga merupakan sebuah teror bagi masyarakat termasuk pemberitaan negatif tentang jumlah kematian memberikan karena covid. Sedangkan negara Korea Selatan dapat menurunkan kasus ini tanpa harus lockdown tapi dengan sebuah kelengahan berota hoax, kasus terkena covid meningkat. Indonesia sudah berbagai cara dilakukan mulai dari Pembatasan berskala besar, vaksinasi dua kali dan kabarnya mau tiga kali sampai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat akan tetapi belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kebijakan yang selalu diambil oleh Pemerintah mendasarkan pada data jumlah orang yang kena covid yang bertambah karena metode tracing artinya begitu satu kena makan dipastikan akan menambah jumlah yang kena covid karena ditracing dan dilanjutkan swab. Kita mendasarkan pada hasil kerja alat swab yang bervariasi.
Ketika kita menerima informasi tentang covid yang sangat masif bahkan sulit terkontrol melalui media sosial dan sejenisnya, tidak serta merta menseleksi atau memverivikasi atau tabayyun terlebih dahulu , akan tetapi bernafsu untuk menyebarluaskan ke media lain sehingga akan banyak kerugiannya seperti depresi, stress, ketakutan, kebingungan dan bahkan tidak bersemangat. Sikap kita yang tergesa gesa terhadap berita yang berkembang di media sosial dengan menshare ke berbagai media dan grup WA, bukan tindakan yang terpuji. Sebagai seorang yang beriman, perilaku ini sangat disayangkan. Rosululloh telah wanti wanti atau mengingatkan dengan bahasa yang lugas dan pembanding : “ Ketenangan datangnya dari Allah dan terburu buru atau grusa grusu datang dari Setan “ ( HR Baihaqi ). Jadi Rosul jauh sebelumnya telah mengingatkan karena berita yang bohong itu sangat masif dampaknya terhadap keburukan maka terlebih dahulu berusahalah untuk meresapi dan memverivikasi sebelum menshare ke orang lain.
Mestinya yang harus kita lakukan adalah tabayyun terhadap setiap berita yang masuk ke hp kita yaitu mencari kejelasan tentang berita itu dari berbagai sumber yang relevan atau jika tidak mampu melakukan hal itu jangan disebarkan bila ragu akan kebenarannya. Secara istilah tabayyun adalah melakukan penelitian, menyeleksi kemudian menyimpulkan apa data itu benar atau tidak baru menyebarkan. Maka perintah Al Qur’an dalam kaitannya dengan berita di medsos dan tersurat dalam QS Al Hujarat ayat 6 : “ Hai orang orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, bertabayyunlah ( periksalah dengan teliti ) agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. Ini adalah perintah Allah untuk memeriksa terhadap kebenaran sebuah berita dengan sangat teliti.