Oleh
1.Ir.H.Taryono,M.Si ( Dosen Fakultas Geografi UMS )
2.Drs.H.Priyono,M.Si ( Dosen Fakultas Geografi UMS dan Kolumnis Pasundan ekspres.co)
Masa pandemi yang telah berlangsung lebih dari satu tahun ini, kita disuguhi istilah baru yang semakin lama semakin familier di telinga kita sehubungan dengan fenomena covid-19. Salah satu diantaranya adalah kosa kata isoman( isolasi mandiri ), dan karena bisa berlaku bagi pria dan wanita maka ada yang kemudian membuat kreasi, dipadukan dengan bahasa asing yaitu isoman bagi laki dan isowoman bagi perempuan. Sebuah video berdurasi 3 menit , seorang Dr muda dan fenomenal lagi antik penampilannya, gaya bicaranya ceplas ceplos dan meledak.
Dr.Tirta namanya, memberi penjelasan bahwa orang yang isoman harus melakukan apa ? Mereka yang isolasi mandiri adalah orang terpapar virus tetapi tidak bergejala, bisa memiliki gejala ringan, bisa gejala sedang hingga berat. Bagi yang tidak bergejala, ketika di swab hasilnya positif tetapi tidak merasakan gejala apa apa, tetap sehat. Maka treatmentnya, cukup isolasi mandiri selama 10 hari tanpa minum obat, cukup minum vitamin, protein, suplemen, olah raga secukupnya dan minum empon empon dan bed rest. Bagi mereka yang bergejala ringan seperti demam lebih dari 2 hari,batuk ringan, nyeri sendi , penciuman tidak berfungsi maka harus minum obat utk nyembuhkan gejala tadi. Antibiotik tidak diperlukan untuk gejala ringan. Berbeda lagi bagi mereka yang memiliki gejala sedang misal ditambah sesak nafas harus lebih waspada bila isolasi mandiri, memang sebaiknya di bawah pengawasan dokter tapi kalau ruangan penuh, bisa isoman.
Baca Juga:Rotasi Mutasi Tak Pengaruhi Pembahasan RPJMDMasa Pandemi yang Serba Menyulitkan
Isoman dan isowoman di rumah memang lebih nyaman , lebih tenteram karena berada di lingkungan rumah sendiri, bisa melihat tanah pekarangan dan tetangga , akan tetapi harus tetap waspada karena bisa membahayakan orang lain jika tidak disiplin. Protokol harus tetap diperhatikan termasuk apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Nabi berpesan :” Janganlah memberikan kemudaratan kepada diri sendiri dan tidak memberikan kemudaratan kepada orang lain “.