Apa yang mau dikerjakan oleh Bapak ibu hajah dan haji tersebut sepulang dari tanah suci. Adakah kejutan yang akan dikerjakan dengan melakukan aksi nyata yang menakjubkan, atau biasa saja atau tidak ada perubahan sebelum dan sesudah haji ? Setiap orang yang melaksanakan haji tentu punya harapan agar menjadi haji mabrur dan mabrurah. Imam Nawawi mengatakan bahwa dikatakan haji mabrur jika mereka setelah ibadah haji, kemudian terjadi perubahan yang significan baik dari ucapan, sikap, perilaku dan aksi nyata untuk memperbaiki kondisi sosio, ekonomi dan religi masyarakat di sekitarnya. Jika ia, maka hajinya berhasil atau mabrur atau diterima oleh Allah swt, akan tetapi jika tidak ada perubahan maka hajinya agak sia sia juga. Menurut ulama yang lain Hasan Basri bahwa seorang haji dikatakan mabrur atau diterima ibadahnya oleh Allah swt jika sepulang dari tanah suci , dia menjadi zuhud. Orang yang disebut zuhud adalah bukan berarti hanya fokus ibadah ritual melulu seperti sholat, zikir, puasa dan lainnya , akan tetapi orang tersebut tidak mau diperbudak oleh harta . Aktivitas keduniaan tetap nyata dan terus mengingat pada Allah swt, seperti yang diamanatkan dalam QS Al Qashas : “ Dan carilah pahala negeri akherat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupa bagianmu di dunia “.
Maka kemabruran haji akan ditentukan dari apa yang dikerjakan hari kemudian setelah ibadah haji selesai . mereka yang mabrur adalah yang memiliki keshalehan individu dan sosial. Agamanya baik yang kemudian berdampak pada keshalehan sosial dalam bentuk perhatian atau empati terhadap sesama, memupuk silaturahmi, selalu hadir dalam kesusahan orang lain, membawa perubahan yang lebih terhadap masyarakat di lingkungan, selalu terdepan dalam memberi solusi terhadap setiap problem dan menjadi teladan di masyarakat tentang kebaikan. Sehingga para alumni madrasah haji ini mampu membawa perubahan yang significant terhadap dinamika masyarakat baik di level lokal sampai nasional. Sejarah membuktikan contoh alumni haji pada jaman dulu yng memberi pengaruh kemajuan peradapan seperti Tuanku imam Bonjol, Pangeran Diponegoro memimpin perjuangan melawan penjajahan Belanda, Kyai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, KH Hasyim Asy’ari mendirikan NU , kemudian Cokroaminoto, dll.