Berbagai dampak pandemi covid-19 telah kita rasakan hampir sempurna karena musibah sudah berjalan setahun lebih dengan segala suka dan terutama duka bagi mereka yang terkena dampak langsung baik terpapar kesehatan maupun ekonominya. Penulis mencoba untuk melihat dampak ekonomi bagi mereka yang yang memiliki penghasilan tidak tetap yang bergerak di sektor jasa pelayanan makanan, minuman,penjahit dan buruh , sopir dan sektor yang lain. Bagaimana mereka mensiasati ekonomi di masa pandemi untuk bisa bertahan hidup ?
Kasus 1 : Ibu Dyah, seorang ibu yang memiliki 3 anak, SMP, SD, dan TK. Sebulan lagi melahirkan anak ke-4. Bu Dyah dan suaminya selama belum pandemi memiliki usaha catering kecil- kecilan. Menerima pesanan nasi box dan snack untuk acara rapat. Kebetulan saudaranya ada yang bekerja di sebuah bank swasta di Yogyakarta, melalui saudaranya itu, bu Dyah sering dapat job. Selama masa pandemi lebih setahun ini, sepi orderan karena aktivitas rapat di kantor hampir tidak ada. Disamping menerima pesanan tersebut, bu Dyah juga buat makanan kecil yang dititipkan di kios jualan snack, namun masa pandemi ini membuat omset penjualan juga turun drastis. Beberapa hari yang lalu sempat curhat, bingung bagaimana bisa bertahan hidup. Kalau untuk makan sehari- hari masih bisa dengan cara menghemat kualitas menu makanan, misal asal ada nasi, sayur, lauk seadanya, misal tahu, tempe, kerupuk, atau ikan asin. Kadang- kadang mendapat bantuan sembako dari masjid atau tetangga kanan- kiri, ternyata sedikit membantu. Namun yang menjadi beban adalah beaya kontrakan sebesar 10.000.000/ tahun. Setelah nego dengan pemilik kontrakan, dibolehkan nyicil perbulan 1.000.000. Keadaan ini juga masih dirasa terlalu sulit dipenuhi pada masa- masa seperti sekarang. Belum lagi mikir tambahan biaya kelahiran dan kebutuhan anaknya yang sebentar lagi akan lahir. Waktu bertandang ke rumah saya, beliau melihat- lihat banyak tanaman hias di rumah saya, kemudian memohon agar sebagian tanaman hias saya dikemas dalam pot- pot kecil dan akan dijualkan via online. Apapun akan dilakukan asalkan mendapatkan uang, begitu kata bu Dyah. Kemudian saya sarankan juga, untuk penghematan beaya quota internet saat pembelajaran daring anaknya, saya sarankan untuk memakai wifi masjid.