Kini telah terjadi pembatasan untuk melalukan sholat berjamaah di masjid bahkan di masa PPKM, tidak boleh melakukan sholat jum’at dan sholat Idul fitri maupu sholat idul adha di masjid tapi dianjurkan di rumah saja. Kepentingan spiritual semacam ini tidak boleh dianggap remeh meskipun pendekatan scientific menjadi acuannya. Orang Indonesia karena memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, segala persoalan hidup termasuk pandemic covid, terbiasa mencari solusinya lewat pendekatan agama, selalu mendekatkan diri pada Allah swt lewat sholat dan bezikir di dalam masjid. Jadi solusi pandemi tentu tidak hanya dalam pendektan scientific, kesehatan, ekonomi , akan tetapi harus memperhatikan pendekatan religi. Kepentingan spiritual umat harus diperhatikan.
Hal lain yang bertentangan dengan syareat maupun budaya, kini telah merambah di bumi ini dan kita baru menyadari bahwa sesuatu bisa saja terjadi bila Allah swt menghendaki.
Di bidang religi misalnya : Dulu kita sholat dianjurkan berjamaah di masjid dan sebelum sholat imam memerintahkan luruskan dan rapatkan, tapi kini sholat dilaksanakan di rumah dan jaga jarak serta pakai masker, pada hal syareatnya mulut tidak boleh tertutup dan Imam sekarang bilang luruskan jangan rapatkan. Dulu berjabat tangan dianjurkan tapi kini dihindarkan. Dulu silaturahmi sering dilakukan tapi kini diganti silaturahmi virtual. Ketika orang islam meninggal, berbondong orang mensholatkan, kini pada meninggalkan. Sholat jenazah jika dulu di rumah duka dan dibuka mukanya , tapi kini jenazah tetap di mobil dan disholatkan di luar rumah mungkin mobil jenazah ad di jalan atau di pemakaman. Dan sekarang muncul takziah virtual bila ada yang meninggal.
Baca Juga:Minim Sense of Crisis, Mental Penguasa SekulerMau Jago Berbicara Di Depan Umum? Begini Caranya…
Di bidang sosial budaya kemasyarakatan : Dulu interaksi sosial masyarakat bagus dan sering diadakan, tapi kini ditinggalkan. Ketika orang sakit, pada berbondong bondong jenguk di rumah atau di rumah sakit tapi kini dibiarkan, cukup berdoa di medsos saja. Gotong royong hampir setiap bulan diadakan sebagai bentuk keguyuban masyarakat, tapi sekarang dihentikan demi menghentikan sebaran covid. Dan masih banyak anomali dalam masyarakat di bidang lainnya yang bila disebutkan.