Akan tetapi situasi yang serba sulit ini dapat mengubah berbagai aspek kehidupan. Mereka bisa mengambil hibrah atau pelajaran positif dibalik pandemi.
Menumbuhkan kreativitas : Ketrampilan menggunakan teknologi komunikasi untuk meningkatkan pembelajaran semakin meningkat karena menjadi kebutuhan yang tak biasa ditawar, akhirnya pemanfaatan berbagai software dan media pendukungnya terus dicoba dan dimantabkan. Hal ini tidak pernah terjadi bila kondisi pandemi tidak ada. Berbagai webinar untuk meningkatkan wawasan diikuti sehingga ketrampilan menggunakan it semakin familier , termasuk mengadakan rapat internal maupun eksternal. Kemudahan mendapatkan informasi semakin terbuka dengan Memahami teknologi komunikasi yang berkembang.
Meningkatkan rasa syukur : Saat terjadi pandemi, rumah sakit dan tempat isoman penuh pasien covid yang membutuhkan oksigen. Kebutuhan oksigen meningkat drastis, padahal satu tabung kecil penuh oksigen harganya mencapai rp 50.000 bahkan lebih. Selama ini kita gratis menghirup oksigen , andaikan berbayar, berapa rupiah uang yang harus kita keluarkan. Kita juga menikmati panas sinar matahari pagi untuk mendapatkan asupan vitamin D agar imunitas tubuh meningkat . Maka rasa syukur kita harusnya semakin meningkat karena Allah swt sudah menyediakan fasilitas kehidupan manusia secara gratis. Fasilitas yang disediakan oleh Allah swt mulai dari tanaman, hujan, matahari, oksigen dan lainnya sungguh nikmat yang luar biasa maka kita harus mensyukurinya. Sampai Allah menegur dengan kalimat : “ Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? “ dalam Surah Ar-Rahman yang diulang hingga 31 kali.
Baca Juga:Kenali Tanda Gejala Liver Sebelum TerlambatBlackList Ayu Ting Ting, Sudah 11.000an Orang Tanda Tangan Petisi
Filantropi dan solidaritas sosial : Di saat pandemi ini, banyak korban berjatuhan bahkan tiap hari kita mendengar kematian menghampiri manusia. Kematian itu sudah semakin dekat. Pernah seorang filosof bertanya pada muridnya, apa yang paling dekat dengan anda ? Jawabnya : kematian. Munculah dermawan baik individu maupun kelompok untuk membantu sesama manusia yang terkena dampak covid baik bantuan berupa harta benda, makanan maupun advokasi atau literasi. Bencana menggunggah kedermawanan ada di mana mana baik di tingkat lokal maupun Nasional. Inilah sebuah kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia. Pandemi tidak bisa diselesaikan hanya oleh Pemerintah, maka perlu merangkul semua elemen masyarakat dan inilah yang kita kenal sebagai kolaborasi menghadapi pandemi sesuai dengan potensi yang dimiliki.