Oleh: Nadia SL
Fenomena dark joke, seolah menjadi tren di banyak media sosial. Tren melontarkan dark joke kemudian bertumbuh subur dan seolah menjadi hal biasa bagi sebagian warganet yang aktif.
Dark jokes atau lelucon-lelucon tabu selalu menuai pro-kontra di masyarakat. Karena humor ini biasanya dibumbui dengan sarkasme, dengan memainkan hal-hal sensitif seperti kematian, agama, bencana, kemiskinan dan semisalnya. Hal-hal yang jelas tidak patut dibuat komedi.
Misalnya, dibeberapa waktu kebelakang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dijadikan ladang komedi bagi sebagian orang, ketimbang menunjukkan sedih dan simpati. Hal tersebut dinilai khalayak sangat tidak tepat dilontarkan dan mengeruhkan situasi.
Baca Juga:Kurikulum Industri Membajak Potensi IntelektualManfaat Makan Pisang Sebelum Tidur
“Pesawat Sriwijaya Air hilang kontak pasti pilotnya kang ghosting nih,” tulis akun Twitter @milkitasoklat. Cuitan ini mendapat banyak kritikan sebab menjadikan tragedi jadi bahan candaan.
Demikian berkaitan dengan kecelakaan, lantas bagaimana jadinya ketika agama dijadikan sebagai bahan candaan?
Bahkan nampaknya sudah banyak youtuber, influencer dan selebritis yang menjadikan agama sebagai guyonan.
Misalnya dengan mempermainkan syariat Allah, muslim tapi memakai topi santa, begitu pula ayat-ayat Allah dan azab neraka dijadikan bahan candaan.
Tak sedikit orang yang sengaja menyebar dark joke, segelintir seolah merasa keren dengan bikin candaan kontroversial ini. Para pelaku dark joke sering membela diri bahwa mereka hanya ingin bersikap openminded, woles dan menunjukkan humor. Kemudian menganggap orang yang tidak sepakat dengan dark joke sebagai orang dengan selera humor rendah.
Namun, ketahuilah bahwa Manusia yang menjadikan agama sebagai candaan adalah manusia yang tidak tahu diri, tidak punya malu dan tidak takut dosa. Mereka adalah orang yang gagal berfikir tentang benar dan salah.
Dengan sistem sekuler ini agama memang dijauhkan dari hidup. Olokan atau hinaan terhadap agama tidak ada larangan dan hukumannya. Dark joke dianggap bagian dari kebebasan berekspresi, sah-sah saja. Muslim bersikap seperti tidak beragama, bebas tanpa batas, berbuat semaunya tanpa peduli halal haram. Kurangnya paham terhadap agama hingga hanya ikut sana sini.
Baca Juga:Akui Menyesal Ada Perceraian, Krisdayanti: Banyak IntrospeksiMengenal Fitur Baru Zoom, Dukungan Pihak Ketiga
Padahal, jelas haram hukumnya menjadikan agama sebagai candaan. Allah memberi peringatan keras suatu candaan dengan menceritakan 1 hal yang isinya dusta atau bohong dalam rangka membuat manusia tertawa.