Ditambah lagi adanya settingan yang dibuat terhadap dunia pendidikan hanya untuk mencetak tenaga kerja demi kepentingan industri, karena industri dianggap sebagai lahan kerja paling strategis untuk meraup keuntungan yang menjadi target para pelaku industri demi mengejar profit.
Padahal seharusnya pendidikan tinggi adalah pihak yang mampu menghasilan sumber daya manusia yang kapabel dalam melayani kebutuhan umat. Juga menghasilkan inovasi mutakhir agar umat dapat memperoleh manfaat luas dari para intelektual itu. Bukan mengejar profit saja. Sekali lagi, karena pendidikan tinggi tidak diarahkan kesitu bahkan diputar kearah kemampuan pemenuhan industri pasar semata. Seolah perguruan tinggi mirip dengan instansi penghasil buruh pintar.
Miris memang, ketika dunia pendidikan berada dalam cengkeraman hegemoni korporasi, bahayanya bukan hanya pada para intelektual saat ini, namun lebih besarnya lagi adalah bagi masa depan generasi. Karena akan mengalihkan fokus mahasiswa dari pendalaman ilmu menjadi serba profit. Sehingga dalam melakukan proses belajarpun menjadi sangat dangkal dan egois, bahkan kehilangan ruh.
Baca Juga:Manfaat Makan Pisang Sebelum TidurAkui Menyesal Ada Perceraian, Krisdayanti: Banyak Introspeksi
Adapun berkaitan dengan kewajiban menuntut ilmu dan bagaimana cara meraih perubahan dan membangun peradaban gemilangpun sirna. Sebab, generasi telah terbentuk fokusnya hanya untuk memperkaya diri sendiri, keluarganya atau jika dia berada dalam lembaga atau perusahaan, mereka hanya berupaya untuk memajukan lembaga atau perusahaannya saja.
Akhirnya para korporasi mendapat peluang dengan pintu sangat lebar untuk bisa membajak potensi intelektual dan generasi selanjutnya. Sebaliknya, Bangsa ini akan kehilangan para intelektual, pakar yang menjadi sumber daya manusia untuk melahirkan inovasi maslahat bagi rakyat dan bangsanya sendiri.
Kurikulum Perguruan Tinggi Wajib Berbasis Akidah Islam
Dalam Islam, tujuan pendidikan diarahkan agar para intelektual memiliki kepribadian Islam (syakhshiyah Islam) yang tinggi. Dalam berpikir, bersikap dan beraktivitasnya sesuai dengan aturan dan rambu-rambu Islam. Bukan berdasarkan hawa nafsu apalagi keserakahan.
Keberhasilan pendidikan Islam telah terbukti di era kekhilafahan Islam. Pada saat itu, banyak sekali ilmuwan lulusan perguruan tinggi Islam yang berhasil menyumbangkan ilmunya sampai era modern saat ini. Seperti ilmuwan dari bidang ilmu kedokteran, ada Ibnu Sina. Ada Al Khawarizmi yang dikenal bapak Al Jabar, juga yang menciptakan penomoran yang sangat penting hingga sekarang digunakan. Dan masih banyak lagi sejarawan, astronomi, sosiologi, dan lainnya.