Oleh
1.Ir.H.Taryono,M.Si ( Dosen Fakultas Geografi UMS )
2.Drs.H.Priyono,M.Si ( Dosen Fakultas Geografi UMS dan Kolumnis pasundanekspres.co )
Masa Pandemi tidak menurunkan semangat untuk memburu ilmu, dengan tinggal di rumah saja berbekal laptop atau handphone kita bisa berkomunikasi dengan orang lain tanpa batas geografi . Forum 2045 tadi malam mengadakan dialog berseri dengan tema Sinergi Penanganan Pandemi Berbasis Temuan Lapangan. Banyak gagasan dan aksi yang telah dilaksanakan oleh kelompok masyarakat maupu lembaga untuk menyelesaikan masalah covid 19 mulai dari tingkat desa sampai Nasional meskipun belum bisa menyelesaikan secara tuntas, kapan pandemi ini akan berkakhir. Forum tersebut telah memberikan banyak ilmu dan inspirasi kepada kita, apa yang bisa kita perankan untuk mengurangi sebaran covid ? Mulai dari peran pers dalam mengedukasi masyarakat , peran filantropi masyarakat yang justru meningkat pesat dan peran masyarakat di tingkat bawah yang tak kalah penting meskipun masih perlu terus ditingkatkan untuk mengurangi penyebaran covid-19.
Sisi positif peran media digital yang tidak bisa dipungkiri meskipun di sisi yang lain media sosial banyak mengandung konten yang tidak mendidik bila tidak bisa memanfaatkan dengan bijaksana. Banyak grup wa di media sosial yang berkembang pesat untuk menjalin komunikasi baik akademik maupu non akademik dan dimanfaatkan secara efektif oleh penggunanya baik di kalangan kampus maupun masyarakat luas, akan tetapi toh juga masih ada konten yang banyak madharatnya baik konten yang berbau pornografi maupun semacam hasutan atau ghibah yang kadang tidak disadari oleh penggunanya.
Baca Juga:Bahagia Itu MemberiKetika Pajak Masih menjadi Solusi, Ketentraman Sulit Dinanti
Media televisi juga tidak berbeda, setali tiga uang. Justeru acara yang bergosib atau banyak sinetron yang kurang mendidik, malah tinggi ratingnya. Ini menunjukkan bahwa media sosial maupun medsos harus menjadi tuntunan,bukan malah menyesuaikan selera pengguna atau pemirsa? Tidak dipungkiri bahwa yang memeliki acara maupun penikmatnya masuk dalam lubang yang sama artinya sama sama menikmati hal yang sebetulnya masuk dalam kategori yang tidak diperbolehkan. Inilah realitas yang sedang kita hadapi dan menjadi tantangan masa depan bagi generasi muda tentang menyempurnakan akhlak. Siapa yang berhak meluruskan ? Mulailah dari kita sendiri dan sekarang juga kita mulai.