Dalam praktiknya, guru masih mengalami keterjajahan (kolonialisme) yang menyebabkan mereka tidak leluasa mengajar anak didik. Sedikitnya ada tiga hal yang dihadapi guru sehingga tidak merdeka dalam mengajar. Pertama, administrasi guru. sebelum ini kita dihadapkan dengan administrasi pendidikan yang cukup menyita waktu. Seperangkat administrasi yang dari banyaknya dapat memecah atensi guru dalam mendidik siswa Kedua, kesejahteraan guru. ini menjadi fenomena klasik yang tak kunjung menemukan titik temu. Kesejahteraan guru memang tidak merata ke seluruh pelosok negeri. Sampai detik ini masih banyak guru honorer di berbagai pelosok negeri yang digaji hanya tiga ratus ribu hingga lima ratus ribu setiap sebulan. Kondisi demikian memicu guru berpikir ulang untuk memperoleh uang tambahan. Maka tak heran jika ada guru nyambi bekerja di sawah, berjualan di pasar, atau pekerjaan sampingan lainnya. Ketiga, pola pikir guru. Banyak guru yang masih mempertahankan fix mindset. Jika kita perhatikan, salah satu faktor mendasar dari minimnya kompetensi guru adalah cara pandang mereka yang konservatif. Tidak sedikit guru yang terlena dengan zona nyaman, terbius dengan pola lama yang sudah tidak relevan dengan tuntutan zaman. Ghirah untuk meningkatkan kapasitas keilmuannya nihil, kurang antusias menjemput perubahan. Manakala pembelajaran hanya dilaksanakan dengan ala kadarnya, otomatis para siswa tidak memiliki ghirah untuk mengembangkan pembelajaran.
Pada konsep “Merdeka Belajar”, yang didalamnya mengandung makna kebebasan berpikir dan kebebasan berinovasi, esensi utamanya berada pada pendidik atau guru. Tanpa perubahan cara mengajar pada guru , maka tidak mungkin berimbas pada murid . Guru juga diharapkan menjadi penggerak untuk mengambil tindakan yang muaranya memberikan hal yang terbaik untuk peserta didik, serta guru diharapkan mengutamakan murid di atas kepentingan karirnya. Selama ini,.m pengajaran masih mengandalkan guru yang berceramah di depan kelas, sehingga sering menimbulkan kejenuhan. Selain itu, sistem pendidikan di Indonesia masih mengandalkan ranking, hal tersebut akan menimbulkan jarak antara siswa yang pandai dengan sistesiswqa yang kurang pandai Dengan demikian kemerdekaan guru dalam mengajar mutlak ditbutuhkan agar anak didik merdeka pula dalam belajar.