Dalam konstelasi politik internasional, Indonesia seakan tak punya wibawa. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pun sarat aroma intervensi asing. Yakin Indonesia sudah merdeka?
Secara fisik Indonesia memang telah merdeka. Namun, disadari atau tidak, Indonesia belum merdeka seutuhnya. Nyatanya, negeri ini masih menerapkan ideologi para penjajah. Yakni kapitalisme sekuler. Ideologi inilah yang menjauhkan cita-cita bangsa menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Dalam kapitalisme, penentu kebijakan ada di tangan orang-orang berduit. Adapun, orang-orang yang berada dalam kursi pemerintahan hanya menjadi jalan untuk memuluskan kepentingan mereka. Kapitalisme pun meniscayakan penguasaan sumber daya alam (SDA) oleh swasta dan asing. Maka tak heran, meski negeri ini memiliki kekayaan alam yang melimpah, kehidupan rakyatnya jauh dari kata sejahtera.
Baca Juga:Cara Membaca Brand Terkenal, Chanel, LV dan Hermes agar Tidak Salah LagiCerita Rahma, Bertugas Membawa Baki Bendera di Upacara HUT RI ke 76 Kabupaten Subang
Sekulerisme yang menjadi asas kapitalisme pun semakin memperburuk keadaan. Aturan Al-Khaliq dicampakan, aturan manusia diagung-agungkan. Inilah yang menyebabkan negeri ini semakin jauh dari keberkahan dan mendatangkan berbagai bencana. Bukankah Allah Swt telah mengingatkan:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)
Hijrah, Raih Kemerdekaan Hakiki
Seruan hijrah telah menggema dimana-mana. Tak hanya menyeru individu, tapi juga bangsa dan negara. Jika Indonesia ingin meraih kemerdekaan hakiki dan menjadi negara maju yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, maka hijrah menjadi pilihan utama.
Peristiwa hijrahnya Rasulullah saw. seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi seluruh umat. Rasulullah saw. tak hanya berpindah tempat dari Mekah ke Madinah. Lebih dari itu, beliau meninggalkan darul kufur menuju darul haq. Madinah menjadi titik awal kebangkitan Islam. Di sanalah awal mula syariat Islam diterapkan secara kaffah, kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Islam mampu mengubah umat yang awalnya tidak diperhitungkan menjadi kekuatan yang menggetarkan dunia. Belasan abad umat Islam memimpin peradaban dunia dengan kekuasaannya hampir meliputi 2/3 belahan dunia. Capaian keadilan dan kesejahteraannya pun amat mencengangkan. Saat itu, umat Islam tampil sebagai sebaik-baik umat (khairu ummah), sebagaimana Allah firmankan dalam Al-Quran: