Oleh: Iis Nur
Aktivis Dakwah dan Ibu Rumah Tangga
Setiap hari banyak media massa yang memberitakan tingginya angka kematian akibat Covid-19Â namun masih banyak warga yang tidak peduli dengan bahaya wabah virus ini, termasuk ketidakpedulian masyarakat sekitar ketika ada warga yang isoman.
Kondisi tersebut seperti yang dialami oleh Krismanto dan keluarganya, dia telah mengungkapkannya kepada media ayobandung.com, Selasa 6 Juli 2021 bahwa dia dan keluarganya dinyatakan positif Covid-19, kemudian mereka melakukan isoman tapi tidak ada perhatian warga sekitar padahal sebelumnya Krismanto telah lapor kepada RT, RW setempat.
Hidup dalam sistem kapitalisme yang segala sesuatu dilihat dari manfaat dan untung rugi telah menghilangkan rasa empati dan tanggung jawab penuh penguasa. Hingga pada saat ada rakyat terpapar virus Covid-19, lalu isoman di rumah, seharusnya mereka mendapatkan perhatian dan pelayanan konkret pemerintah, justru mereka terpaksa keluar menjadi penyintas Covid-19.
Baca Juga:Tarif PCR Sudah Ditentukan Pemerintah, Tak Perlu Bingung LagiPPKM Jawa-Bali Level 2-4 Kembali Diperpanjang Sampai 23 Agustus Mendatang
Pasien isoman semestinya tetap di rumah dan menjauhi interaksi, maka diperlukan perhatian khusus dari tetangga, kerabat, instansi terkait, dan pemerintah untuk mensuplai kebutuhannya. Jika perhatian dan bantuan ini tidak ada, warga isoman akan keluar mencari kebutuhannya sendiri. Tentu keadaan tersebut akan membahayakan masyarakat sekitarnya. Kondisi ini telah membuktikan bahwa sistem kapitalisme yang diadopsi negara telah gagal memberikan perlindungan dan kesejahteraan rakyatnya, gagap menghentikan laju penyebaran virus, abai terhadap nyawa masyarakat, tapi fokus menggenjot ekonomi.
Lonjakan yang terjadi pada saat PPKM diberlakukan banyak kasus serupa sebagaimana dialami oleh Krismanto dan keluarga. Bahkan di daerah lain ada kasus sekeluarga yang meninggal dalam masa isomannya, atau ada anak harus isoman seorang diri karena orang tuanya telah meninggal karena Covid-19.
Kegagalan kapitalisme dalam menangani lonjakan virus Covid-19 telah memaksa rakyat berjuang sendiri melawan virus dan memenuhi kebutuhannya dengan fasilitas yang bisa dikatakan sangat kurang dan terbatas. Sementara pejabat yang diberi amanah mengurus rakyat hingga hari ini tidak kunjung menunjukkan tanggung jawab maksimal karena pemerintah pusatnya pun tidak bersinergi dengan daerah. Dalam masa pandemi saat ini yang sakit dan terpapar Covid-19 setiap harinya semakin melonjak, pemerintah sebagai penguasa yang diamanahi untuk mengurusi rakyat sangat penting peranannya bagi rakyat. Bukan hanya membuat peraturan parsial dan tak solutif semisal menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari level satu sampai level empat.