oleh :
1.Dra.Suyatinah,M.Pd ( Guru Geografi SMAN 1 Banguntapan, Bantul,Yogyakarta  )
2.Ir.H.Taryono ( Dosen Fakultas Geografi UMS )
2.Drs.H.Priyono,M.Si ( Dosen dan Fakultas Geografi UMSÂ )
Akibat pandemi covid- 19 yang belum juga reda menjadikan PPKM terus diperpanjang sampai kita tidak pernah tahu kapan akan berakhir ? Dampak perpanjangan ini akan sangat dirasakan secara ekonomi oleh pekerja dengan pendapatan menengah ke bawah karena kehilangan pembeli hampir 60 persen meskipun menurut teori, sebaran covid bisa ditekan.  Pada dunia pendidikan, sekolah dengan pembelejaran tatap muka dihindari, padahal ini yang ditunggu- tunggu sebagian besar siswa, guru, maupun orang tua siswa. Hampir dua tahun mengalami pembelajaran jarak jauh, anak- anak sudah merasakan kejenuhan. Selama itu pula interaksi dengan teman- temannya, interaksi dengan gurunya praktis berhenti. Tentu akan berdampak pada kualitas pemahaman materi pembelajran dan pembentukan karakter siswa yang beujung pada akhlak yang baik.
Kejenuhan juga dirasakan orang tua yang selama ini harus mendampingi proses belajar anak nya, misalnya siswa yang masih duduk di bangku SD. Sering kita baca curhatan emak- emak di grup whatsApp, instagram atau media sosial lainnya, mereka mengalami kesulitan memahamkan anaknya dalam mengerjakan tugas yang diberikankan gurunya.Lebih lebih orang tua yang tidak memeliki pendidikan yang memadai serta ekonomi lemah, maka akan jadi masalah. Belum lagi kalau orang tuanya sibuk kerja, mereka bisa abai mengontrol kegiatan pembelajaran jarak jauh anaknya hingga memunculkan banyak permasalahan ikutannya seperti kelalaian siswa mengumpulkan tugas sekolah, waktu belajar anak beralih ke hobbi lain seperti game online, sampai hal yang sangat fatal seperti pergaulan bebas.
Beberapa cara yang harus dilakukan orang tua dalam mendampingi anaknya dalam belajar online antara lain :
Baca Juga:Hijrah untuk MerdekaCara Membaca Brand Terkenal, Chanel, LV dan Hermes agar Tidak Salah Lagi
1). Ciptakan rutinitas belajar. Tanamkan kepada anak bahwa belajar adalah sebuah kebutuhan. Jika belajar merupakan kebutuhan, maka anak akan merasa butuh belajar, seperti kalau lapar butuh makan, mereka tidak akan merasa terpaksa dalam belajar. Untuk melatih dan menciptakan kedisiplinan anak, mereka bisa dibiasakan melakukan hal- hal yang biasa dilakukan saat pelajaran ke sekolah, misalnya bangun tidur dibiasakan sholat (bagi yang beragama Islam), kemudian mandi, sarapan, saat waktu menjelang jam 07.00 dibiasakan sudah siap mengikuti pelajaran jarak jauh. Jika rutinitas tersebut tidak dibiasakan, bisa- bisa anak harus mulai pelajaran online, malah belum bangun tidur. Saat malam hari, rutinitas tersebut juga harus tetap ditekankan, misalnya menyelesaikan tugas yang masih terkirim, belajar materi yang akan dipelajari esuk harinya, dan lain- lain.