Seri Belajar Ringan Filsafat Pancasila ke 59
Memaknai sila keempat “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan”
Bagian ke 13
Kang Marbawi
“Dalam gotong royong ada nilai kebersamaan yang menjadi ruh dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Sikap gotong royong didasari oleh nilai kemanusiaan, keadilan sosial, kebersamaan, persatuan, permusyawaratan dan saling tolong menolong. Dalam gotong royong ada dialog yang setara namun tetap memberikan ruang untuk berbeda. Setiap orang memiliki posisi yang setara dalam perbedaan kapasitas, kontribusi, etnisitas dan sosial. Namun memiliki tujuan bersama. Inilah yang dimaksud gotong royong memiliki makna kedaulatan.”
***
Beralas dua bekas spanduk iklan sebuah bank, berbahan flexi (salah satu bahan spanduk), berukuran lebar satu setengah meter dan panjang dua meter, dan satu meter kali dua meter, serta dua terpal berukuran satu meter kali satu meter berwarna merah menjadi alas Kami duduk. Ada 18 orang warga Gang Makam RT 03 RW 03 dan RT 02 RW 08 Kelurahan Harapan Baru Bekasi Utara, ikut duduk lesehan sejak jam 22.00, Senin 16 Agustus 2021 hingga 03.00 Selasa 17 Agustus 2021. 18 warga ini juga biasa menemani Kami ronda. tentu sesuai senggang waktu mereka. Kami duduk di jalan gang yang panjang dari muka gang ke belakang hanya sekitar 700meter dengan lebar dua meter. Jalan coran yang telah gompal disana-sini itu, menjadi jalan utama warga. Jalan coran hasil program PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan) dan gotong royong warga.
Serenceng kopi instan sachet yang diseduh di gelas plastik, dan diudek langsung menggunakan bungkusnya, menjadi teman ngobrol warga. Awalnya “ngobrolin” soal pancing, mulai kelas empang sampai pancingan dengan harga jutaan. Berganti obrolan, bantuan untuk anak yatim serta obrolan lain yang muncul dan hilang begitu saja. Tanpa ada pembahasan tuntas. Begitulah model obrolan ringan, “ngalor-ngidul”, warga masyarakat bawah. Dan entah dari mana mulainya, Pak RW yang ikut hadir, bercerita ada anggota KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang datang ke sekolah. Kebetulan Pak RW adalah Guru Pendidikan Agama Islam. Mereka, lanjut Pak RW, menyupervisi bantuan sekolah, dan cerita ketakutan kepala sekolah serta pimpinan struktural di dinas terkait. Karena ada indikasi penyimpangan proyek bantuan sekolah.