SUBANG-Kondisi abrasi di Pantai Utara Subang terbilang memprihatinkan. Piring dengan tingginya gerusan abrasi terhadap jumlah pantai, upaya penanggulangan melalui penanaman mangrove juga semakin minim. Hal ini yang disoroti oleh Masyarakat Peduli Lingkungan (Mapeling) H Hermansyah pada Pasundan Ekspres Kamis (19/8).
“Jika melihat kondisi tersebut, barang tentu sangat prihatin dengan kerusakan abrasi yang terjadi di Pantura termasuk yang di Legonkulon,” imbuhnya.
Bukti nyata gerusan abrasi tersebut, adalah lahan lahan di desa Mayangan dan Desa Legonwetan semakin terkikis. “Termasuk lahan milik Pemda juga alami pengurangan luasan. Silakan saja bisa dilihat dan kalau tidak salah pernah dilakukan pengukuran kembali oleh BPN belum lama ini,” terangnya.
Baca Juga:Viral Video Terusan Jembatan Sirnaruju Buntu, PUPR: Titik Awal Jalur Lingkar Jayanti-Curug BandungPolres Karawang Jemput Acceptor Gunakan Bus
Ia juga mengkritik upaya Pemerintah Kabupaten Subang seolah tak memikirkan penanggulangan dari dampak abrasi serta pencegahan melalui penanaman mangrove. “Seingat saya terakhir kali pelaksanaan penanaman mangrove yang berskala besar itu pada 2016. Itupun oleh pusat. Serta pada tahu. 2019 oleh TNI Angkatan Laut di Pantai Pondok Bali,” jelasnya.
Ia juga meminta kepada Pemda Subang agar memperhatikan pelaksanaan sodetan di desa Pangarengan. Sebab sodetan tersebut dapat bermanfaat untuk kembali menimbulkan tanah. “Jadi ketika sodetan itu ada ada tanah akan timbul lagi dan bisa juga mencegah kembalinya terjadi abrasi,” imbuhnya.(ygi/vry)