SUBANG-Ketua Komisi IV DPRD Subang, Ujang Sumarna buka menyoritu kecilnya anggaran kegiatan kebudayaan di Kabupaten Subang. Padahal Subang merupakan salah satu lumbung budaya di Jawa Barat, terutama kesenian.
Sumarna menyebut, anggaran kebudayaan hanya seratus jutaan. Terkena refocusing yang sebelumnya sekitar Rp500 juta.
“Saya sudah beberapa periode duduk di komisi III, sekarang ada di komisi IV. Ya saya juga kaget, kenapa anggaran kebudayaan di Subang ini kecil sekali,” paparnya di acara Hajat Muharram yang digelar Komunitas Natar Budaya, belum lama ini (20/8).
Anggaran kebudayaan menurutnya perlu menjadi perhatian bersama, terlebih pada saat pandemi seperti sekarang ini. Dia mengatakan, dalam kebudayaan bukan hanya soal kesenian saja, namun hal-hal yang berhubungan dengan sikap, moral, dan cara berpikir seseorang berdasar pada kebudayaan.
“Mudah-mudahan sebelum penetapan (anggaran) tahun ini, anggaran untuk kebudayaan bisa dikawal bersama-sama. Sehingga menuju penetapan nanti ada perubahanlah. Soal Gedung Pusat Kebudayaan kita pikirkan saja bagaimana ke depan kita harus mampu memanfaatkan Gedung Pusat Kebudayaan oleh komunitas budaya atau kesenian, urusan gonjang ganjingnya, itu diurus orang lah, biarin aja,” paparnya lagi.
Praktisi Budaya, Ayi G Sasmita juga mengutarakan hal yang sama. Dia menyayangkan anggaran minim di bidang kebudayaan. Padahal yang harus dikerjakan untuk pemajuan kebudayaan di Subang sangat kompleks. Apalagi ke depan Subang akan menjadi wilayah industri. Strategi pemertahanan kebudayaan harus mulai dikerjakan.
“Jangan sampai nanti ketika geliat industri sudah mendominasi di Kabupaten Subang, dan Subang kedatangan banyak pendatang kita kehilangan jati diri kita karena tidak pernah melakukan pemertahanan budaya,” ungkapnya.
Dia berharap eksekutif dan legislatif, bisa sama-sama memprioritaskan urusan pembangunan kebudayaan seiring dan sejalan dengan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Subang.(idr/ysp)