Selain itu saat menyimak doa bersama, motivator ulung tersebut sangat terkesan dengan isinya. Tidak hanya mendoakan seluruh pegawai BRI dan keluarga, tetapi juga berdoa buat semua nasabah agar di saat pandemi Covid-19 usahanya tetap jalan dan lancar sehingga kemitraan dengan BRI terus terjalin dengan baik.
“Bagus sekali isi doa yang tadi disampaikan. Tidak hanya bermanfaat buat semua pegawai dan keluarganya, tetapi juga untuk seluruh nasabah BRI sebab mereka dan bisnisnya turut didoakan,” lanjut Dr Aqua.
Kepada semua pegawai BRI, bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta itu menekankan agar selain bekerja secara optimal dengan menunjukkan kinerja terbaik, tetap berdoa kepada Tuhan memohon agar seluruh aktivitas yang dilakukan mendapat ridho dari Sang Pencipta dan hasilnya maksimal.
Baca Juga:Daftar 6 Kasus Pembunuhan yang Pelakunya Ternyata Orang DekatGeram! Warga Lembang Buru Pemotor Night Riding, Videonya Viral
Menurut Dr Aqua, setiap orang termasuk para pegawai BRI harus percaya dengan kekuatan doa. Apalagi kalau melaksanakannya selalu dengan khusyuk. Insya Allah doanya dikabulkan Tuhan.
“Saya sudah sering membuktikan kekuatan doa. Jadi semua aktivitas yang dilaksanakan termasuk saat bekerja selalulah melibatkan Tuhan. Memohon kepadaNYA agar diberi kelancaran dan seluruh permohonannya dikabulkan,” ucap pria murah senyum yang rendah hati itu.
Kegiatan rapat pagi termasuk doa bersama yang rutin dilaksanakan setiap hari kerja, saran Dr Aqua jangan dimaknai sebagai acara seremoni dan rutinitas belaka. Tapi selalu dilaksanakan secara serius oleh seluruh pegawai dan sebagai sarana untuk refleksi diri.
“Dengan begitu setiap melaksanakan rapat pagi setiap hari kerja, ada nilai-nilai yang diperoleh. Semua itu sebagai penyemangat saat bekerja untuk mengoptimalkan seluruh potensi diri guna mewujudkan kinerja terbaik,” papar Dr Aqua.
*Dukungan Keluarga*
Sementara Wakil Pimpinan Wilayah BRI Semarang Guntoro yang Jumat itu genap berusia 55 tahun, awalnya sempat kaget saat tahu Dr Aqua pada 2005 lalu ketika berusia 35 tahun pensiun dini. Kemudian bertanya kenapa doktor Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu berani melakukannya. Padahal waktu itu kedua anaknya Alira dan Ero masih kecil dan membutuhkan banyak biaya termasuk buat pendidikan mereka.