Tren Ide Childfree Pada Keluarga Muslim

Tren Ide Childfree Pada Keluarga Muslim
0 Komentar

Jika semakin banyak pasangan yang memutuskan childfree maka, semakin sedikit generasi yang akan lahir. Sehingga terjadinya stagnansi pertumbuhan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia.

Bagaimana Islam Memandang Childfree?

Mempunyai anak itu adalah fitrah manusia. Allah telah ciptakan potensi hidup pada manusia yakni berupa akal, naluri dan hajatul udhawiyah (kebutuhan jasmani), itulah fitrah pada manusia.

Allah Swt. Berfirman, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (TQS Ar-rum:30).

Baca Juga:Bertemu Erick Tohir, Ketua Creative Hub Subang Ajak Ketemu Pelaku Ekraf di SubangPractical How To Write A Thesis For A Literary Analysis Solutions – Some Thoughts

Jadi, jelas sekali pola pikir childfree atau yang semacamnya adalah pola pikir yang keliru, bahkan melawan fitrah penciptaan manusia yang telah diberikan oleh Allah Swt. Tentang adanya naluri gharizatun nau yaitu naluri untuk melestarikan jenisnya (berketurunan) adalah fitrah manusia. Sehingga ide childfree adalah sebuah ide atau pandangan yang menyalahi fitrah manusia.

Ini artinya Islam tidak akan selaras dengan childfree. Apabila Islam memang menghendaki rumah tangga muslim mengadopsi tren childfree lantas mengapa Al-Qur’an banyak sekali menyajikan ayat-ayat terkait kedudukan anak, hak dan kewajibannya, serta peran orangtua dalam proses pengasuhan?

Sementara itu, Islam juga memotivasi umatnya agar menjadikan anak-anak mereka sebagai aset dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. Yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra., “apabila manusia itu meninggal dunia, terputuslah segala amalnya kecuali tiga; yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh yang berdoa baginya.” (HR. Muslim).

Rasulullah Saw. juga bersabda dalam hadist yang lain, “Nikahilah wanita yang pengasih dan punya banyak keturunan karena aku sangat berbangga karena sebab kalian dengan banyaknya pengikutku.” (HR. Abu Daud dan An-nasa”i).

Do’a anak yang sholeh dan sholehah bisa menjadi syafaat orangtua apabila kita sudah meninggal kelak sebagai sebuah kebaikan yang tak terputus.

Bayangkan keberkahan seperti itu bisa didapatkan seiring dengan lahirnya anak ke dunia. Sebuah hikmah yang tidak bisa dibeli dan sulit dipahami kaum sekuler karena hanya melihat anak sebagai objek keturunan dan investasi materil.

0 Komentar