Kedua, literasi finansial yang ditanamkan sejak dini akan mampu memberikan bekal bagi anak saat mereka memiliki cita – cita untuk menjadi seorang pengusaha (entrepreneur). Aspek – aspek pengetahuan yang berkaitan dengan literasi keuangan seperti tabungan dan pinjaman, investasi, asuransi serta manajemen resiko usaha sangat bermanfaat bagi anak saat mereka mulai menjalankan usahanya. Dengan kata lain, saat anak memilih terjun ke dunia usaha, mereka tidak hanya bermodalkan keinginan yang kuat, namun juga didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan secara memadai.
Ketiga, literasi keuangan yang baik juga akan mampu mendukung pelaksanaan ibadah anggota keluarga. Sebagai contoh, waktu tunggu keberangkatan haji di kabupaten Bekasi bagi warga yang baru mendaftar hari ini adalah selama 28 tahun. Artinya, apabila kita yang saat ini berusia kurang lebih 35 tahun dan baru mendaftar, maka kita baru akan berangkat ke tanah suci saat menginjak usia 63 tahun. Pada usia tersebut tentunya kondisi fisik tubuh kita tidak lagi sekuat dulu. Diperlukan usaha dan pengorbanan yang cukup ekstra untuk dapat menjalankan ibadah tersebut. Lain halnya apabila orangtua mendaftarkan anaknya untuk menunaikan ibadah haji saat anak masih berusia 10 tahun. Andai kata waktu tunggu 30 tahun pun, kondisi fisiknya tentu masih sangat kuat saat berangkat.
Keempat, menanamkan literasi keuangan sejak dini akan memberikan bekal bagi anak saat mereka menghadapi kondisi darurat ketika dewasa nanti. Berbagai peristiwa yang tidak diinginkan dan datang secara tiba – tiba biasanya kita temui dalam kehidupan sehari – hari. Kecelakaan saat berkendara, kebakaran rumah serta menjadi korban perampokan tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Berbagai peristiwa tersebut akan sangat menyulitkan terutama di saat kita tidak memiliki dana cadangan atau tabungan. Oleh karena itu, dengan menumbuhkan kesadaran untuk menabung sejak dini, anak akan benar – benar siap untuk menghadapi berbagai kondisi yang tidak diinginkan tersebut saat mereka telah dewasa.
Baca Juga:Sadis!! Oknum PNS Guru Agama di Subang Tega Aniaya Istri hingga Pernah Masuk Rumah SakitPemkab Subang Segera Bangun Akses Jalan Lingkar Luar Kota, Ini Anggaranya
Adapun upaya pemerintah untuk menumbuhkan literasi keuangan di kalangan pelajar sudah selayaknya kita dukung sepenuhnya. Program Aksi Indonesia Menabung yang saat ini tengah dicanangkan oleh pemerintah melalui Dewan Nasional Keungan Inklusif merupakan langkah strategis yang diharapkan mampu mendongkrak tingkat kesadaran masyarakat khususnya remaja untuk menabung di lembaga – lembaga jasa keuangan formal. Untuk tahun 2021 sendiri, pemerintah menargetkan sebanyak 70 persen pelajar di Indonesia sudah memiliki rekening.