NGAMPRAH-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyebut jika banjir kotoran hewan (Kohe) sapi yang menerjang permukiman warga di Lembang bakal sulit untuk diatasi.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, DLH KBB, Idad Saadudin mengatakan di Lembang terdapat kurang lebih 19 ribu ekor sapi ternak. Sementara di wilayah yang terjadi banjir kotoran sapi, ada sekitar 200 ekor sapi yang dikelola oleh 50 peternak perorangan. “Untuk mengatasi pencemaran limbah kotoran sapi itu harus ada bak penampungan, tapi itu sulit disiapkan karena keterbatasan lahan dan jumlah sapinya yang banyak,” ungkap Idad kepada wartawan, Selasa (31/8)
Kalaupun memaksa membuat bak penampungan kotoran sapi permasalahannya yakni ketersediaan lahan dan harganya yang sudah sangat mahal. Alternatifnya, kotoran sapi tersebut akan diolah menggunakan biodigester agar menjadi biogas atau pun pupuk supaya bisa dimanfaatkan dan akhirnya bisa dijual. “Kalau yang sekarang kita sedang galakan itu komposter komunal, cuma di sana belum ada lahan yang bisa dipakai dan dipinjamkan untuk membuat komposter secara kawasan. Kalau ada, kotoran sapi itu bisa ditampung dulu,” tutur Idad.
Baca Juga:Warga Desa Cipada Olah Bunga Pinus Jadi Pembersih LantaiEvi Nur’afiah Hadir di Saat Masyarakat Kesulitan
Sambil menunggu realisasi rencana tersebut sementara ini kotoran sapi milik warga tetap dibuang ke saluran air. Namun saluran air akan dibenahi supaya tidak ada sampah yang menyumbat hingga menyebabkan limbah kotoran sapi meluber ke permukiman warga. “Setelah kejadian kemarin juga sudah ditangani KPSBU karena aliran airnya mampet, sehingga saat turun hujan kotoran sapi itu meluber ke luar,” kata Idad.
Kepala Desa Kayuambon Ayi Rohayati menyebut jika banjir kotoran sapi yang menerjang permukiman warga di wilayahnya akibat tersumbatnya saluran air di wilayah hulu. Hal itu dipastikan setelah pihaknya mendatangi perkampungan yang terdampak serta menelusuri saluran air di kawasan tersebut. “Ada rumor kalau banjir kotoran sapi itu sengaja dibuang saat hujan, tapi kita cek ke lapangan ternyata ada saluran air yang tersumbat sampah, jadinya meluber saat hujan,” ujar Ayi.
Ayi menyebutkan kotoran sapi itu buangan dari daerah yang ada di atas Kampung Sukahaji, salah satunya daerah Bukanagara, Desa Pagerwangi. Aliran air itu turun ke bawah mengalir ke area jalan dan permukiman. Kondisinya juga sempit sehingga air hujan mudah meluber. “Di daerah tersebut memang terdapat banyak peternak sapi, sedangkan di desanya pemilik sapi bisa dihitung dengan jari,” terang Ayi. (mg6)