Padahal, pendidikan sendiri merupakan investasi SDM yang bersifat seumur hidup. Maka apabila pendidikan salah digariskan sekali saja, kerusakan akan menimpa generasi ke generasi. Yang menentukan masa depan negara dan masyarakat adalah kebijakan pendidikan hari ini, dimana para murid hari ini adalah pemimpin masa depan. Seharusnya kebijakan pendidikan harus konsisten dan berkesinambungan antara satu keputusan dengan keputusan berikutnya, bukan saling bertentangan.
Dalam menyelenggarakan sekolah tatap muka tak hanya dibutuhkan vaksinasi, tapi juga tes massal, agar dapat dipastikan siswa-siswi yang sekolah hanya yang negatif Covid-19, serta masker medis standar yang diberikan secara gratis, setiap beberapa jam dan hal teknis lainnya yang butuh dipastikan, bukan sekadar diinstruksikan.
Semua ini memerlukan satu komando yakni pemimpin yang cakap membuat keputusan penting dalam kondisi genting. Sosok pemimpin yang memprioritaskan kemaslahatan rakyat, bukan kepentingan pribadi, apalagi kepentingan para pemilik modal. Pemimpin yang melakukan tugas riayah (pengaturan) urusan umat berdasarkan syariat, bukan malah menjadi penentangnya atau kufur nikmat.
Baca Juga:Anjloknya Harga Cabai, Butuh Solusi PastiDalam Islam : Pendidikan dan Pekerjaan di Fasilitasi oleh Negara
Islam menitikberatkan terhadap pentingnya pendidikan generasi. Oleh karena demi terselenggaranya proses belajar mengajar Islam membebankan kepada negara, dalam hal ini adalah khalifah. Tes massal, vaksinasi akan segera dilaksanakan tanpa berhitung untung rugi. Masyarakat tidak dibuat dilematis karena negara dengan sungguh-sungguh mewujudkan keamanan demi kesehatan siswa dan masyarakat pada umumnya. Sehingga wajar harmonis antara masyarakat dan pemimpin begitu indah terjalin melalui lantunan doa yang dipanjatkan. Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah pemimpin yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka.” (HR Muslim)
Walaupun dalam terserang wabah, pendidikan akan tetap berlangsung. Khalifah akan menggerakkan seluruh sumber daya negara berupa manusia, dana, fasilitas, energi, dan sebagainya demi terwujudnya pendidikan yang efektif bagi segenap warga negara dan tentunya bebas biaya. Listrik, jaringan internet, buku, materi pembelajaran, dan semua peralatan pendukung disiapkan oleh negara secara gratis, maka tidak ada anak yang tidak dapat bersekolah karena pandemi. Para guru akan dibina dan diberi pelatihan oleh negara sehingga mampu mengajar secara profesional dalam kondisi pandemi. Guru juga diberikan berbagai fasilitas yang memudahkannya untuk mengajar.