SUBANG-Berbagai cara dilakukan untuk melampiaskan hasrat seksual. Sayangnya, bukan terhadap pasangan yang dihalalkan, namun remaja ataupun dewasa hingga anak-anak pun menjadi korban. Hal tersebut memacu keluarga agar menjaga anak-anaknya dengan baik. Mulai dari mengawasi, hingga mendampingi anak ketika bermain di lingkungan sosialnya. Demikian diungkapkan Kepala DP2KBP3A Kabupaten Subang, Dra Nunung Suryani.
Menurutnya, keluarga harus mendampingi pergaulan anak setiap saat. Belum lagi perkembangan teknologi yang membuat anak-anak cepat terpengaruh dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan umurnya. Celah untuk orang dewasa melakukan tindakan seksual kepada anak-anak semakin terbuka lebar.
“Contoh kecil saja, anak bermain game diponsel. Terkadang, selintas ada tampilan yang tidak senonoh. Nah, ini merangsang anak-anak untuk keingintahuannya. Ini sangat bisa dimanfaatkan oleh pelaku yang berumur dewasa,” kata Nunung saat ditemui Pasundan Ekspres.
Baca Juga:Bejat, Berikut Daftar Kasus Pedofilia di Subang yang Menghebohkan PublikJNE Launching Buku di Acara Deklarasi Hari Bahagia Bersama
Nunung menambahkan, anak pun rentan terhadap orang yang memiliki penyimpangan seksual. Seperti orang dewasa yang menyukai anak-anak. Diharapkan orang tua mengikutsertakan anaknya kepada kegiatan positif, yang tentunya didampingi terus. “Seperti masuk ke dalam Ikatan Remaja Masjid (IRMA), ataupun lainnya tentunya didampingi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Subang, Merry Meriam mengatakan, Sex Child Abused adalah hal yang mengerikan. Merry mengimbau kepada para orang tua menjaga dan mengawasi terus pergaulan anaknya. KPAD konsen terhadap hal tersebut dan recananya, akan gencar memberikan sosialisasi di sekolah-sekolah. “Sosialisasi akan kita lakukan di sekolah-sekolah, tentunya dengan prokes ketat,” ujarnya.
Selain itu, Merry melanjutkan, KPAD melakukan pemantauan terhadap sekolah di 30 kecamatan. Bagaimana penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). KPAD akan melihat kesiapan sekolah dalam prokes ataupun penerapan durasi belajar.
“Kita bantu mengawasi. Kita akan mendatangi sekolah yang ada di Kabupaten Subang. Tujuannya apakah sekolah sudah siap menerapkan PTM, hasilnya akan kita berikan ke pemerintah daerah,” katanya.
Sementara itu, Kepala unit PPA Polres Subang Nenden pernah menyebut, faktor pelecehan anak di bawah umur didominasi karena faktor lingkungan dan juga teknologi. Modus yang dilakukan pelaku bermacam-macam. Mulai dari mengajak bermain bersama hingga pacaran. “Faktor mulai dari lingkungan hingga gadget,” terangnya.