Oleh: Sahiyah
Ibu Rumah Tangga
Sepanjang sejarah kekhilafahan, Islam telah tersebar hingga menguasai dua pertiga dunia, terbentang dari Afrika hingga sebagian Eropa. Memimpin dunia selama kurang lebih seribu tiga ratus tahun. Tatanan kehidupan kaum Muslim pernah menciptakan keadilan dan kemakmuran tanpa memandang perbedaan manusia, baik suku bangsa, ras, bahasa, maupun jenis kelamin. Bahkan umat non muslim pun diperlakukan sama dengan umat muslim.
Fakta sejarah di atas tidak berbanding lurus dengan kondisi umat hari ini. Kaum Muslim terpuruk dan terpedaya di bawah ketiak bangsa lain. Kontan hal ini menghilangkan kemandiriannya. Merdeka hanya sebatas klaim karena realitasnya mereka ada di bawah kendali asing. Islam sebagai agamanya pun hanya dijalankan sebatas ibadah _mahdhoh_ saja.
Sebelum Islam datang kehidupan umat manusia diselimuti kegelapan; penyembahan ditujukan kepada berhala, aktivitas perdagangan didominasi dengan kecurangan, ekonomi ditopang dengan praktik ribawi, mengubur hidup-hidup anak perempuan yang dilakukan ayah mereka karena anak perempuan dipandang hina.
Baca Juga:Mantap! Vaksinasi Covid-19 di Subang Tembus 26,24 Persen, Ranking 4 di JabarMasuki Tahapan Pengumuman Penjaringan Balon, Tim Kabupaten Kunjungi Panitia Pilkades Sindangsari
Kehadiran Islam mampu memberikan oase di padang pasir yang tandus, bak air menyiram pepohonan yang telah layu dan hampir kering karena kemarau panjang yang melanda. Kehadiran Islam berhasil mengubah tatanan kehidupan bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang menjadikan Islam sebagai pandangan hidupnya, sehingga merubah dari bangsa yang tidak diperhitungkan dunia pada saat itu menjadi umat yang unggul dan mulia.
Sejarah terulang kembali, hari ini negeri-negeri Muslim mengalami keterpurukan dan tertindas di bawah arogansi sistem kapitalis sekular. Sumber daya alam seperti minyak bumi, tambang emas, batu bara, dan hasil laut serta hutan, semua dikuasai mereka. Hak untuk mengatur kehidupan diri kaum Muslimpun terampas, apakah ini yang dinamakan merdeka? Ironis, sumber daya alam melimpah tapi kemiskinan, kelaparan, stunting, terus bertambah. Andaikan dikelola negara sendiri dan hasilnya didistribusikan untuk rakyat, tidak mungkin semua fakta di atas terus mengiris hati. Begitu juga di sektor pendidikan dan kesehatan, begitu kental dengan nuansa kapitalisasi. Sehingga rakyat harus membayar mahal untuk mengaksesnya. Berbagai kebijakan dan pengelolaan sumber daya alam kental dengan Intervensi asing.