Oleh : Ramdan Hamdani, Praktisi Pendidikan dan Pemerhati Sosial
Empati merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membayangkan apa yang tengah dirasakan orang lain pada kondisi tertentu untuk kemudian direspon secara bijak. Empati sangat berkaitan dengan keinginan dalam diri seeorang untuk senantiasa membantu orang lain yang sedang membutuhkan. Kemampuan semacam ini perlu terus diasah dan dikembangkan dalam rangka menjalin hubungan antar manusia agar semakin baik. Seseorang yang memiliki rasa empati tinggi bahkan cenderung memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya dibandingkan dengan mereka yang kurang memiliki rasa empati.
Menumbuhkan rasa empati pada anak sedini mungkin perlu dilakukan oleh para orangtua sebagai salah satu upaya untuk mendukung masa depan anak yang lebih baik. Hal ini dikarenakan usia anak merupakan waktu yang tepat untuk mempersiapkan berbagai bekal yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Anak lebih mudah untuk menerima pesan atau pelajaran serta meniru sikap atau perbuatan orang lain. Artinya, ketika kita terbiasa mengajarkan dan mencontohkan kebaikan di hadapan anak, maka mereka pun akan berbuat hal yang sama. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh para orangtua untuk menumbuhkan rasa empati kepada anak – anaknya. Pertama, berikan contoh yang baik. Berbicara tentang upaya pembentukan karakter pada anak sejatinya tidak dapat dilepaskan dari faktor keteladanan. Sejauh mana orangtua mampu memposisikan diri mereka sebagai teladan bagi anak – anaknya, akan berpengaruh terhadap upaya untuk menumbuhkan rasa empati dalam diri anak. Hal ini dikarenakan anak merupakan peniru ulung. Oleh karena itu, baik atau buruknya karakter anak sangat dipengaruhi oleh perilaku yang ditunjukkan oleh orangtua mereka atau orang – orang yang ada di sekitarnya.
Kedua, pastikan kebutuhan emosional anak benar – benar sudah terpenuhi. Sebelum orangtua mengajarkan kepada anak tentang pentingnya menunjukkan rasa empati kepada orang lain, pastikan terlebih dahulu bahwa anak telah merasakan empati dari kedua orangtuanya. Saat anak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari kedua orangtuanya, anak pun akan memiliki energi yang cukup untuk mengekpresikan rasa empatinya kepada orang lain. Sebagai contoh, saat raut wajah anak terlihat sedih atau bingung, orangtualah yang pertama kali harus menghibur serta memberikan dukungan emosionalnya. Jangan biarkan anak merasakan kesedihannya sendirian.