KARAWANG-Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Syaiful Huda mendorong Pembelajaran Tatap Muka (PTM), karena sudah masuk PPKM Darurat Level 2. Hal tersebut diungkapkan pada acara Workshop Kemendikbud, di Resinda Hotel Karawang, Jumat (10/9).
“Karawang yang sudah masuk Level 2, segera laksanakan PTM. Sesuai SKB 4 Menteri syaratnya sekarang malah dipermudah. Jadi, daerah yang sudah masuk level 3, 2, 1 itu sudah bisa PTM meski gurunya belum semua divaksin,” kata Syaiful Huda.
Menurutnya, PTM saat ini sudah dipermudah. Sebab vaksinasi guru dan siswa tidak lagi menjadi persyaratan PTM. “Kita sepakat sama Menteri Pendidikan, Nadiem, PTM itu syarat awalnya cukup melakukan vaksinasi guru dan perangkat kependidikan,” katanya.
Baca Juga:Perhutani Kembangkan Kemitraan Tanaman PanganPembelajaran Tatap Muka Terbatas di Tengah Pandemi
Jadi, isu sebelum PTM dibuka, siswa wajib divaksin itu tidak betul. PTM di Karawang akan digelar nanti tanggal 14 September berbarengan dengan hari jadi Kabupaten Karawang. “Tadi juga saya bilang ke pak Kadisdik Junaedi, agar PTM di tanggal 14 nanti dimaksimalkan. Kalau bisa, semua sekolah di Karawang dapat menggelar PTM,” ungkapnya.
Semua pihak baik orang tua siswa dan guru mengambil peran ekstra dalam PTM. Orang tua memiliki peran ekstra mengantar anaknya ke sekolah, kemudian menjemputnya kembali. Ini kebiasaan baru jadi butuh dedikasi dari pihak sekolah menyiapkan simulasi pembelajaran yang baik, dan juga menerapkan protokol kesehatan. Dinkes harus koordinasi dengan Puskesmas terdekat, Dishub semisalnya mengatur lalu lintasnya dengan baik.
Sementara itu, Pemkab Karawang siap memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara bertahap. Hal itu bertepatan dengan momentum hari jadi Kabupaten Karawang yang ke-388.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang, Asep Junaedi mengungkapkan, PTM rencananya digelar mulai 14 September. Hanya saja, PTM dilakukan secara bertahap dan tidak akan digelar oleh semua sekolah di Karawang, apalagi sekolah-sekolah yang masih zona merah.
“Untuk tahap pertama mungkin SD hanya beberapa, bisa 3 sampai 5 sekolah per kecamatan, kalau SMP seperti SMP di daerah-daerah. Contohnya Pakis Jaya, Tirtajaya, Jayakerta, Tempuran, Cilamaya, Banyusari, Pangkalan, Tegalwaru itu kita dorong gelar PTM,” ungkapnya.
Bagi kecamatan yang masih zona merah, PTM tidak akan dilaksanakan, kecuali guru dan siswa di sekolah tersebut sudah divaksin lebih dari 70 persen. “Kita perhatikan zona, ketika di wilayah itu zona merah maka PTM akan kita off dulu, kecuali di sekolah tersebut siswa-siswanya sudah di vaksin lebih dari 70 persen itu bisa, seperti Telukjambe satu Timur ya, SMP nya kan sudah 90 persen di vaksin, meskipun kecamatannya zona merah, tapi masih bisa melaksanakan PTM terbatas,” kata Asep.(ddy/aef/vry)