BANDUNG-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung meminta masyarakat di wilayah Bandung Raya agar mewaspadai potensi bencana hidrometeorologis yang bisa terjadi beberapa waktu kedepan.
Di Kabupaten Bandung Barat setidaknya ada 10 wilayah yang masuk kategori waspada banjir, banjir bandang, hingga longsor di antaranya Gununghalu, Rongga, Sindangkerta, Parongpong, Cisarua, Lembang, Cikalongwetan, Padalarang, Ngamprah, dan Cipatat.
Sementara di Kota Cimahi hampir semua wilayahnya masuk kategori waspada bencana hidrometeorologis tersebut.
Baca Juga:Delapan Desa di Blanakan Siap Gelar PilkadesAkibat Ini, Pajak Hotel Sebesar Rp2 Miliar di Subang Lenyap
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan jika Bandung Raya berada di dalam Cekungan Bandung. Cekungan Bandung sendiri dikelilingi oleh banyak gunung dan bukit dengan elevasi mencapai lebih dari 2.000 m di atas muka laut. “Bandung Raya memiliki potensi bencana hidrometeorologi terkait topografi seperti banjir dan tanah longsor. Selain itu masih ada potensi bencana lainya seperti hujan es dan angin kencang/puting beliung,” ungkap Rahayu, Selasa (14/9).
Rahayu menyebut musim hujan di wilayah Bandung Raya sendiri diprediksi akan dimulai pada awal Oktober 2021. Sedangkan puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Januari 2022. “Sifat musim hujan wilayah Bandung Raya diprediksi bersifat Atas Normal (AN). Potensi peningkatan curah hujan yang terjadi diprediksi dapat mencapai antara 20 sampai 40 persen lebih tinggi dari kondisi normalnya,” beber Rahayu.
Ia melanjutkan jika kondisi sifat hujan Atas Normal seperti demikian akan memicu peningkatan potensi kejadian bencana hidrometeorologi di wilayah Bandung Raya. “Kondisi peningkatan potensi bencana tersebut diprediksi akan mulai terjadi sejak pertengahan Dasarian II September hingga Puncak Musim Hujan di Bulan Januari 2022,” tegas Rahayu.
Pihaknya mengimbau masyarakat yang tinggal ataupun mengunjungi kawasan pesisir selatan Jawa Barat untuk selalu waspada dan berhati-hati karena potensi gelombang tinggi masih mungkin terjadi hingga satu minggu ke depan.(eko/sep)