SUBANG – Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah di Desa Cisalak, Kecamatan Cisalak Subang, ekspor komoditi Kopi Subang ke Timur Tengah, pada Jumat (17/9).
Sebagai bentuk percepatan implementasi koperasi modern yang berorientasi ekspor di Kabupaten Subang, Menteri Koperasi dan UKM RI melepas secara simbolis ekspor komoditas kopi Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah ke Arab Saudi ditandai dengan pemecahan kendi.
Ketua Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah, Miftahudin Shaf, menyampaikan bahwa kegiatan ekspor ini merupakan yang perdana untuk dikirimkan ke Arab Saudi dengan total kontrak 150 ton dengan nilai 1 Juta USD.
Baca Juga:Anggota DPR Sampaikan Peran BKSAP Dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan di Kampus Universitas SubangPembunuhan Subang, Mabes Polri Mulai Rilis Dugaan Kendaraan yang Digunakan Pelaku
“Saat ini dilakukan pengiriman pertama dengan jumlah 18 ton dengan nilai 148 ribu USD atau sekitar 2 Milyar rupiah, dan untuk pengiriman selanjutnya InsyaAllah akan dilakukan bertahap setiap bulannya satu container,” ujarnya.
Baca Selanjutnya…
Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki dalam arahannya menyampaikan bahwa acara pelepasan ekspor Kopi Java Preanger Arabica Specialty dari Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah ke negara Arab Saudi menunjukkan bahwa kopi Indonesia memiliki kualitas yang baik dan mampu bersaing di kancah Internasional.
“Kegiatan ekspor ini menunjukkan bahwa kopi Indonesia memang keren dan kopi Indonesia punya kualitas,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan bahwa Kopi menjadi salah satu komoditas pangan Indonesia yang potensial dan memiliki harga jual yang lebih mahal di dunia, khususnya di Jawa Barat sendiri memiliki potensi yang besar untuk pengembangan komoditas kopi.
Selain itu Menteri Koperasi dan UKM RI mengatakan bahwa kegiatan pelepasan ekspor ini menjadi contoh konkret, jika para petani kopi yang awalnya hanya menanam secara perorangan dalam skala non ekonomis atau lahan sempit kemudian setelah dikonsolidasi oleh koperasi sehingga mampu menghasilkan produk yang bisa terhubung dengan pasar global untuk menjaga kontinuitas suplai dan kualitasnya.
“Melihat progres ini InsyaAllah koperasi bisa menjadi salah satu kekuatan pangan nasional,” ujarnya.
Dirinya juga menambahkan bahwa mode pendekatan koperasi sebagai konsolidator usaha-usaha di sektor pertanian, peternakan perikanan, akan terus direplikasi pada sektor lainnya. Oleh karenanya dengan konsolidasi, usaha-usaha mikro perorangan dalam skala ekonominya dapat terhubung dengan kepembiayaan, market dan industri pengolahannya, sehingga dapat menjadi sirkuit ekonomi dimana setiap tahapan produksi benefitnya akan diterima oleh masyarakat. (idr)