Oleh Siti Aisah, S.Pd
(Praktisi Pendidikan Kabupaten Subang)
Amazing, inilah respon masyarakat saat mengetahui besaran gaji wakil rakyat. Di tengah kondisi masyarakat yang memprihatinkan saat pandemi. Salah satu selebriti yang banting setir menjadi wakil rakyat memaparkan bayaran yang diterimanya saat berprofesi sebagai anggota Komisi IX DPR.
“Setiap tanggal 1 (dapat) Rp16 juta, serta tanggal 5 (dapat) Rp 59 juta, kalau enggak salah,” kata Krisdayanti dalam video yang ditayangkan oleh akun YouTube Akbar Faizal Uncensored. Dalam penjelasan Ibu dari Aurel Hermansyah ini dalam setiap bulan mendapatkan uang sebesar Rp 16 juta yang merupakan gaji pokok dan uang Rp 59 juta lainnya adalah uang tunjangan. (kompas.com, 16/09/2021)
Sungguh miris, angka yang dihasilkan berbanding terbalik dengan kualitas kerja yang dirasakan oleh masyarakat. Tak heran, profesi ini menjadi ajang perlombaan. Dengan kocek yang dikeluarkan cukup besar, kemungkinan rencana usaha untuk membalikkan biaya ataupun modal kampanye selanjutnya dipersiapkan secara matang.
Baca Juga:Aqua Subang Tuntaskan Vaksinasi Gotong RoyongTerapkan Teknologi Modern Desa Kiarasari Jadi Kampung Inovasi Pertanian
Selama ini mungkin mereka tidak mengekspose diri, lantaran masih ada rasa malu. Namun, serasa ada yang janggal saat terdapat wakil rakyat yang dengan gayanya menerangkan gajinya di parlemen itu masih banyak potongan. Miris, dibandingkan gaji guru yang saat ini berjibaku dengan program PPPK yang belum tentu kepastiannya.
Tak aneh dan bukan fenomena yang baru saat para wakil rakyat itu mendapatkan angka yang fantastis. Itulah daya tarik sendiri. Angka yang disebutkan sebelumnya adalah angka yang legal. Lantas bagaimanakah jika ditambah dengan angka yang ilegal, semacam pemesanan undang-undang dari oligarki yang kemungkinan akan lebih dahsyat lagi. Hal ini bisa dilihat dari UU minerba, UU Omnibuslaw yang sarat akan kontroversi dan berbagai penolakan di tengah masyarakat. Namun, anehnya UU itu bisa lolos di meja wakil rakyat.
Sudah saatnya masyarakat paham bahwa mahalnya pesta pemilihan wakil rakyat dengan nihilnya hasil yang diterima rakyat. Hasilnya hanya sebuah pepesan kosong. Semakin lama, sistem ini menunjukkan sifat aslinya. Para pemain dalam sistem demokrasi saat ini telah nyata menunjukan berbagai kebobrokannya sendiri. Ini pun menjadi bukti bahwa Allah Swt. menunjukkan yang benar itu benar dan yang bathil akan menampakkan kebathilannya.