KARAWANG-Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut jika pertanian adalah masa depan bagi anak muda yang ada di Jawa Barat. Oleh sebab itu, Pemprov Jabar bakal menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan pertanian.
“Total lahan pertanian kita di Jawa Barat seluas 2,4 juta hektar dan gabah kita surplus 2,2 juta ton. Oleh sebab itu kita terus mendorong gerakan petani milenial untuk melakukan inovasi,” ujar Ridwan Kamil saat melakukan panen raya bersama Ketua Majlis Syura PKS, Salim Segaf Al Jufri, Selasa (28/9).
Dikatakan, jika gerakan petani milenial sudah dilakukan di Jawa Barat. Ia mengetengahkan slogan “Hidup di Desa, Rezeki Kota” untuk mendukung petani milenial di Jawa Barat. Oleh sebab itu pihaknya bakal menyeimbangkan modern atau kemajuan teknologi dengan pertanian.
Berita berlanjut di halaman berikutnya…
Gerakan Petani Milenial
Baca Juga:Soal Pembangunan Wisata Baru di Kawasan Ciater Subang, Ini Pesan Aktivis LingkunganBerziarah ke Makam Almarhumah Tuti dan Amel Korban Pembunuhan Sadis di Subang, Istri Muda Yosep: Semoga Pelakunya Segera Terungkap
“Saat pandemi ada tiga sektor yang tumbuh dua diantaranya yakni soal pangan dan digital. Jabar sudah menggabungkan keduanya agar anak-anak muda bisa berkecimpung di dunia pertanian. Di Jabar misalnya sekarang kasih makan ikan cukup lewat handphone, mencari ikan di Pelabuhan Ratu cukup pakai aplikasi satelit. Yang biasanya 300 kg sekarang bisa 1 ton,” terang pria yang akrab disapa Kang Emil itu.
Ia menambahkan, pihaknya sudah ujicoba metode baru di Jabar, kalau biasanya satu hektare bisa menghasilkan 5-6 ton, dengan metode baru bisa 10-11 ton dan ini sudah berhasil di tiga kabupaten. “Kita bakal bagikan metodenya kepada semua petani yang ada di Jawa Barat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Majelis Syura PKS Dr Salim Segaf Al Jufri yang pada kesempatan itu memborong 10 ton gabah kering dari petani muda di Desa Pasir Tanjung, Lemahabang. Salim menekankan pentingnya regenerasi di kalangan petani guna melahirkan petani milenial. Sebab, menurut data BPS 60,8 persen petani di Indonesia berusia di atas 45 tahun.
“PKS mendorong pemerintah untuk memberikan akses permodalan dan insentif bagi profesi petani sehingga menarik generasi muda menjadi petani. Saat ini, regenerasi petani berjalan lambat dan berakibat pada banyaknya petani dengan usia lanjut,” ujar Salim.