Pejabat Memperkaya Diri Saat Rakyat Makin Terjepit, Buah Sistem Sekuler Kapitalisme

Pejabat Memperkaya Diri Saat Rakyat Makin Terjepit, Buah Sistem Sekuler Kapitalisme
0 Komentar

Katanya lagi, kenaikan paling banyak terlihat pada harta kekayaan pejabat di instansi kementerian dan DPR yang angkanya mencapai lebih dari Rp1 miliar. Sedangkan di tingkat legislatif dan eksekutif daerah, penambahannya masih di bawah Rp1 miliar.

Walaupun sebagian besar tercatat mengalami kenaikan, namun kabarnya KPK juga mencatat penurunan harta kekayaan pada 22,9 persen pejabat di hampir semua instansi. Dan penurunan dikabarkan paling banyak terlihat pada kekayaan pejabat legislatif daerah tingkat kabupaten kota.

“Kita pikir pertambahannya masih wajar. Tapi ada 22,9 persen yang justru menurun. Kita pikir ini yang pengusaha yang bisnisnya surut atau bagaimana,” kata dia.

Baca Juga:Jalan Tanjungpura-Rengasdengklok Macet, DPRD: Pemkab Koordinasi dengan ProvinsiPupuk Kujang Bina Ibu Rumah Tangga Bisnis Butik

Dan lagi, Pahala masih menganggap kenaikan harta kekayaan pejabat masih wajar dan tak menunjukkan seorang pejabat itu koruptor. Karena bisa jadi hal tersebut karena ada apresiasi nilai aset.

Selain itu, menurutnya, ada sebab lain yang menyebabkan harta kekayaan seorang pejabat naik, yaitu penambahan aset, penjualan aset, pelunasan pinjaman, hingga harta yang baru dilaporkan.

Walaupun begitu, pihaknya dianggap harus tetap mewaspadai kenaikan harta kekayaan karena hibah. Karena menurutnya, bila seorang pejabat secara rutin menerima hibah, maka harta kekayaannya patut dipertanyakan.(cnn.indonesia, Selasa, 7/9/2021).

Ketimpangan yang menyebabkan harta pejabat negara naik drastis, namun tidak dengan rakyatnya? Dinyatakan satu keluarga ditemukan tewas akibat tertimpa tumpukan puluhan plastik berisi baju baru siap edar. Satu keluarga tersebut terdiri atas ibu, ayah, dan anak yang masih berusia 6 tahun disebuah rumah yang menjadi gudang penyimpanan pakaian.

Rumah yang jadi gudang penyimpanan pakaian tersebut terletak di Jalan Ratu Zaleha, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tiga orang yang tewas itu adalah Achmad Saubari (41), istrinya Sela Pujita (33) dan anaknya Siti Khadijah (6).

Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin Kompol Alfian Tri Permadi mengatakan, bahwa ketiganya merupakan satu keluarga yang ditugaskan pemilik salah satu penjual baju menjaga gudang itu. Yang akhirnya ditemukan tewas pada Jumat (10/9) malam.
“Untuk kejadian, ditemukan kemarin, tanggal 10 September ditemukan, di gudang industri tekstil yang siap edar,” ujar Alfian saat dihubungi, Sabtu (11/9).

0 Komentar