KARAWANG-Mengkhawatirkan, kondisi rumah salah satu warga Dusun Krajan RT 02/02 Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Mak Isah (70) sudah tak layak huni. Namun, pemerintah sampai saat ini belum memberikan bantuan perbaikan meskipun sudah diajukan melalui program Rutilahu.
Saat ditemui dikediamannya, Isah (70) mengatakan, beberapa waktu lalu suaminya telah meninggal karena usianya yang sudah tua. Meskipun rumahnya dekat dengan tempat tinggal anak-anaknya, ia hanya tinggal seorang diri dirumahnya. “Sebelumnya bareng anak saya, tapi sekarang udah pisah,” ujarnya, Senin (4/10)
Ia menambahkan, selain hidup sendiri, tempat tinggal yang ia singgahi dinilai sudah tidak layak huni karena sudah mengalami kerusakan pada bagian dinding yang terbuat dari asbes serta alas atau lantai yang sudah berlubang karena rumah yang disinggahi merupakan rumah panggung jaman dulu.
Baca Juga:Soroti Penyerobotan Tanah, PAN: Pengawasan Aset Daerah LemahKodim 0604 Doa Bersama Jelang HUT TNI Ke-76 Tahun
“Soalnya ngga ada buat benerinnya. Jangankan memperbaiki rumah, untuk makan saya cuma seadanya,” tambahnya.
Ia membeberkan, beberapa tahun lalu saja para pemuda sempat mengajukan kepada pemerintah desa agar rumahnya bisa masuk program rutilahu, namun sampai saat ini belum ada satu petugaspun yang memeriksa kondisi rumahnya. Pihaknya berharap, pemerintah desa bisa melihat kondisi rumahnya yang sudah mulai rapuh pada bagian luar dan dalam itu. “Mudah-mudahan bisa seperti orang lain yang nendapatkan bantuan perbaikan rumah,” bebernya.
Senada, Solihin yang merupakan anak kandung dari Mak Isah, beberapa waktu lalu istrinya telah meninggal kareka sakit yang dideritanya, sehingga ia harus menghidupi keenam anaknya yang masih dibawah usia 15 tahun, bahkan anak keduanya tidak melanjutkan sekolah karena terkendala dengan biaya. “Yang namanya sulit tidak bisa dirasakan orang lain, apalagi saya cuma pekerja serabutan kadang ada kerjaan, kadang tidak ada sama sekali pekerjaan,” ungkapnya.
Masih dikatakannya, sudah Dua tahun ini ia tidak pernah mendapatkan bantuan Satupun dari pemerintah, meskipum beberapa tahun lalu ia sempat masuk sebagai penerima PKH. “Tapi sudah dicabut dan sudah Dua tahun ini tidak dapat bantuan lagi. Mudah-mudahan ke depannya dapat lagi, karena saya banyak anak yang harus saya hidupi,” katanya.