NGAMPRAH-Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencatat ada satu orang warga yang meninggal dunia akibat penularan penyakit rabies setelah digigit anjing.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dispernakan KBB, Wiwin Aprianti mengatakan, satu warga yang meninggal dunia akibat penularan rabies itu terjadi pada tahun 2019 yang saat itu jumlahnya mencapai 41 kasus rabies. “Kasus penularan rabies pada tahun 2020 ada 14, kalau tahun 2019 ada 41 kasus dan satu orang meninggal dunia,” ujarnya, Selasa (5/10).
Menurutnya, adanya korban jiwa akibat rabies itu menunjukan bahwa penularan virus tersebut sangat berbahaya bagi manusia, sehingga pihaknya terus mengadakan vaksinasi rabies agar hal yang sama tidak terjadi lagi. “Pada tahun ini sudah lebih dari tiga ribu dosis (vaksin), dan kami senang sekali kalau ada pet shop atau para pecinta hewan yang menginisiasi untuk meminta vaksin kepada kita,” kata Wiwin.
Baca Juga:LVRI Ajak Masyarakat Menghargai para Pejuang KemerdekaanOknum Satpol PP Open BO di Michat, Minta Cancel Gara-gara Tidak Sama dengan di Foto, Malah Dikeroyok
Dalam mengadakan vaksinasi terhadap hewan penular rabies seperti anjing dan kucing itu, pihaknya langsung mendatangi pet shop dan tempat-tempat pecinta hewan yang ada di Bandung Barat secara gratis. “Karena semakin banyak yang divaksin, semakin tinggi coverage vaksinasi, dan semakin terlindungi Bandung Barat dari penularan infeksi virus rabies,” ucapnya.
Wiwin mengatakan, untuk mencegah penularan rabies tersebut pihaknya setiap tahun kerap mengadakan vaksinasi terhadap hewan penular rabies, terutama untuk anjing karena 90 persen kasus rabies di KBB akibat gigitan anjing. “Sehingga target utama kita adalah anjing, untuk hewan lainnya seperti kucing menyusul. Jadi bagi yang punya anjing mari vaksin dengan cara meminta ke Dispernakan KBB,” ujar Wiwin.
Selama tahun 2019 hingga 2021, cakupan vaksinasi rabies di 165 desa di KBB sudah mencapai 70 persen. Jumlah tersebut, kata Wiwin, akan terus bertambah karena vaksinasi rabies hingga saat ini terus dilakukan.(eko/sep)