Pemimpin dalam Islam adalah sebagai pelayan rakyat. Sebagaimana hadis berikut, “Imam itu adalah laksana penggembala, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban akan rakyatnya (yang digembalakannya).” (HR. Imam Al-Bukhari dan Imam Ahmad dari sahabat Abdullah bin Umar ra.).
Sebagaimana pada masa Rasulullah saw. serta para khalifah setelahnya, sebagai pemimpin negara senantiasa mengurus, melayani dan menjadi perisai bagi rakyatnya. Mereka senantiasa mementingkan kesejahteraan rakyatnya, hingga tidak ada lagi kemiskinan melanda negeri. Islam menjadi rahmat bagi semesta alam.
Pemimpin dalam sistem Islam tidak akan gegabah melakukan impor. Akan semaksimal mungkin mengelola sumber daya alamnya untuk kesejahteraan rakyatnya. Impor adalah pilihan terakhir, ketika persediaan di dalam negeri hampir habis. Selanjutnya negara akan memilah negara pengimpor yang tidak memusuhi Islam dan kaum muslim secara nyata, supaya kedaulatan negara tetap terjaga.
Baca Juga:Ribuan Warga Lembang ikuti Serbuan Vaksin Kodim 060950 Hari Kasus Pembunuhan Subang Berlalu, Keluarga Kembali Gelar Pengajian
Islam pernah mencontohkan selama hampir 14 abad lamanya, segala problematika kehidupan segera teratasi dengan tuntas, termasuk masalah impor. Rindukah masa itu?
Wallahu a’lam bissawab.