Dalam hadits Aisyah Radhiyallahu’anhuma disebutkan, “وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ”. “Semoga Allâh merahmati orang-orang terdahulu kami dan yang akan datang” (HR. Muslim).
Doa yang tidak ada unsur kesengajaan biasanya pendek, sebagaimana disebutkan dalam dua hadits di atas. Jika ada yang ingin mempraktekkan doa jenis ketiga ini, sebaiknya ia mencukupkan diri dengan doa dan salam yang diajarkan dalam sunnah dan tidak menambah-nambahinya. Karena para ulama salaf membenci berdiam lama di kuburan. Imam Malik rahimahullah berkata, “Aku memandang tidak boleh berdiri untuk berdoa di kuburan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun cukup mengucapkan salam lalu berlalu”.
Melihat gambaran yang dilakukan para peziarah di Marongge, mereka sengaja datang ke Makam Keramat hanya untuk berdoa di situ, dengan keyakinan bahwa doa di situ lebih mustajab. Mereka berdoa untuk meminta hajat kepada penghuni kubur atau batu yang dikeramatkan untuk mengabulkan keinginannya. Dan ini jelas merupakan perbuatan syirik yang dilarang Allah SWT.
Baca Juga:PGE Gelar Geovation Awards 2021, Hasilkan Inovasi Ratusan Miliar RupiahBedah Buku Mengelola Harapan, Tatang Muttaqin : Harus Banyak Belajar Hal Baru
Memang tidak dapat dipungkiri praktik seperti ini marak terjadi di negeri ini. Negara kapitalis terbukti mandul menjaga akidah umat. Pembiaran kesyirikan bukanlah hal yang aneh, karena Indonesia menerapkan sistem kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari negara. Sistem ini menempatkan penguasa bukan sebagai penjaga akidah umat. Masalah agama (akidah) dianggap sebagai masalah privat setiap individu di mana negara tidak berhak mencampurinya.
Negara juga memberi kebebasan kepada setiap individu rakyat untuk memilih keyakinannya sehingga negara akan membiarkan rakyatnya untuk memilih apakah mau melakukan syirik atau tidak. Kesyirikan bukan dianggap sebuah bahaya, bukan juga sebuah kejahatan tetapi hanya sebuah pilihan dalam keyakinannya.
Tentu ini jauh berbeda dengan Islam. Al-Qur’an memberikan perhatian yang penuh terhadap tauhid, sebab kesyirikan kepada Allah merupakan masalah umum yang menjalar ke semua umat manusia. Juga karena bahaya syirik kepada Allah senantiasa ada setiap saat. Islam mengukuhkan ketauhidan tersebut dengan pengukuhan yang gamblang hingga kita tidak melangkah dan jatuh tersungkur dalam kesyirikan. Hanya Allah satu-satunya yang harus disembah. Sebab Dialah satu-satunya Sang Pencipta.