Bantuan ATENSI tersebut dikelola oleh Satker di lingkungan Kementerian Sosial RI, di antaranya Balai Besar Inten Soeweno Cibinong, Balai Besar Kartini Temanggung, Balai Naibonat Kupang ,Balai Galih Pakuan, Balai Wyata Guna, Balai Abiyoso, Balai Antasena Magelang, Balai Paramita Mataram, Balai Satria Baturraden, dan Balai Margo Laras Pati.
Bersamaan dengan penyerahan bantuan, diresmikan juga Sentra Kreasi ATENSI (SKA) di Balai Mahatmiya yang merupakan SKA ke- 10 yang resmi dibuka oleh Mensos. SKA Mahatmiya merupakan pusat pengembangan kewirausahaan dan vokasional serta media promosi hasil karya penerima manfaat dalam satu kawasan. Sentra ini juga akan menjadi kawasan pemberdayaan untuk menciptakan embrio-embrio wirausaha mandiri.
Seremoni peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti, Mensos Risma berharap di SKA ini anak-anak bisa berlatih dan menambah keterampilan untuk bekalnya mengembangkan usaha saat sudah dewasa kelak. “Jadi kalian disini tidak hanya bisa membuat karya sekedar bisa, tetapi bagaimana karya itu bisa memiliki nilai tambah sehingga memiliki daya jual yang tinggi,” kata Mensos.
Baca Juga:Target 100 Persen Vaksinasi Covid-19, 800 Nakes di Kabupaten Bandung Barat Disiapkan Jadi Satgas KhususIni Sanksi Yang akan Diterima jika PNS Terlibat Pilkades Serentak
Di SKA Mahatmiya terdapat Sentra Kuliner dan Artne Coffee, Barista, Rumah Produksi, Massage, Sentra Hasil Kerajinan Tangan Penerima Manfaat, dan SPA.
Selain itu juga terdapat workshop sebagai wahana pelatihan dan terapi bagi penerima manfaat, yaitu budidaya Jamur Tiram, Budidaya Ikan, Budidaya Lebah Klanceng, keterampilan las produksi, pertukangan kayu dan keterampilan kecantikan.
SKA merupakan bentuk upaya Kemensos membantu kelompok marjinal seperti pemulung, gelandang dan pengemis. Para penerima manfaat memperoleh berbagai layanan baik terapi psikologis, bimbingan sosial, pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan.
Di sini, mereka juga diberikan pendampingan dan penguatan untuk kegiatan kewirausahaan melalui usaha kafe, galeri, ternak lele, tanaman hidroponik, laundry, dan juga berjualan di toko kelontong.
Kemensos menyadari besarnya tantangan menghadapi situasi terkini yang tengah menghadapi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari setahun dan belum pasti kapan akan berakhir.
SKA diharapkan menjadi sarana meningkatkan kemandirian ekonomi kelompok marjinal.(rls/adv)