“Nanti kita lihat rencananya daerah dulu. Mudah-mudahan kami bisa membantu dengan anggaran yang terbatas. Saya juga tidak bisa sendiri. Perlu mendiskusikan dengan semua pihak. Selain dengan daerah juga dengan Pemerintah Aceh dengan tokoh-tokoh masyarakat, dan sejarawan. Cut Nyak Dhien ini kan milik bangsa Indonesia,” katanya.
Kehadiran Mensos disambut baik Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir. Kepada Mensos, Bupati Dony mengemukakan rencana pemerintah daerah untuk melakukan penataan kompleks makam.
“Kami sampaikan kepada Bu Mensos bahwa kami akan melakukan penataan dengan membuat jalur baru yang langsung ke makam Cut Nyak Dhien. Untuk itu perlu untuk ada pembebasan lahan. Untuk itu kami perlu memohon dukungan dan bantuan dari Ibu Menteri dan semua pihak terkait termasuk Pemerintah Aceh dan tokoh-tokoh Aceh,” katanya.
Baca Juga:Penanganan Darurat, Dinas SDA Jabar Mulai November, BBWS Kapan?AMDAL Jalan Lingkar Pamanukan Mulai Disusun
Cut Nyak Dhien dibuang ke Sumedang, Jawa Barat, pada awal tahun 1906. Hal itu dilakukan oleh militer Belanda, guna menghindari serangan balasan dari para pejuang Aceh. Di Sumedang, Cut Nyak Dhien diberi rumah untuk tempat tinggal, yang dekat dengan Masjid Agung Sumedang.
Cut Nyak Dhien dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 116/TK/ Tahun 2015, tanggal 4 November 2015. Namanya diabadikan menjadi nama jalan di berbagai daerah di Indonesia. Namanya juga diabadikan menjadi nama KRI (Kapal Republik Indonesia) Cut Nyak Dhien milik TNI AL. (rls/adv)