JAKARTA – Pendamping memiliki peran penting dalam mengentaskan masyarakat prasejahtera dari garis kemiskinan. Penelitian Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung menunjukkan, pendampingan dengan mengembangkan kolaborasi dengan praktisi dan ahli, serta membangun motivasi, menjadi kunci kemandirian ekonomi penerima manfaat.
Kesimpulan ini didapat dari penelitian yang dilakukan oleh tiga orang peneliti dari Poltekesos Bandung yakni Didit Widiowati, Edi Suhanda, dan Benny Setia Nugraha dengan judul “Pengembangan Model Penyuluhan Sosial Berbasis Evidence Best Practise untuk Pemberdayaan KPM PKH Graduasi di Kabupaten Ciamis, Temanggung, dan Tulung Agung”.
Di tiga lokasi tersebut, proses pemberdayaan KPM PKH Graduasi berjalan dengan baik. Proses pendampingan Pemberdayaan KPM PKH Graduasi relatif bisa mengentaskan mereka dari garis kemiskinan. Hal ini menarik minat ketiga peneliti untuk menjawab apa saja faktor yang mempengaruhi sukses tersebut.
Baca Juga:Kenangan Indah Bulan Madu ke Bali, Dibantu Para “Malaikat” Berwujud Manusia yang Bantu dengan IkhlasSat Res Narkoba Polres Subang Kembali Ungkap Peredaran Sabu
Di tiga lokasi penelitian, didapat fakta, kunci sukses pendampingan ada pada kemampuan para pendamping mengembangkan kolaborasi dengan pihak lain untuk mendukung peningkatan kapasitas Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) Graduasi. Kolaborasi dilakukan para pendamping dengan para ahli dan praktisi lain yang relevan.
“Dalam membangun kapasitas diri KPM PKH, pendamping melibatkan bantuan motivator, wirausaha dari atau wirausahawan yang sukses atau ahli bidang perdagangan,” kata Didit Widiowati selaku ketua tim peneliti yang mewakili dua rekannya yang lain (23/10).
Fakta ini terjadi pada KPM PKH Graduasi di tiga lokasi. Di Kabupaten Ciamis, KPM PKH Graduasi menerima pembinaan kewirausahaan dengan mengembangkan makanan tradisional ceriping dari ketela, gula aren dan kue.
“Mereka dibimbing oleh praktisi mulai dari cara produksi, keterampilan mengolah, pengemasan produk, dan pemasarannya. Demikian pula, pendamping menghadirkan motivator agar KPM memiliki semangat dan kesungguhan untuk keluar dari kemiskinan,” kata Edi Suhanda, salah satu anggota tim peneliti.
Penyuluhan sosial yang telah dilakukan di tiga kabupaten tersebut telah membuka ruang kemandirian pada KPM PKH. Mereka menyatakan diri sudah keluar dari ketergantungan, keluar dari kemiskinan, ada motivasi diri untuk berubah, motivasi untuk tidak miskin lagi.