SUBANG-Tensi pelaksanaan Pilkades selalu berbeda dan memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan pemilu lainnya. Hal ini diutarakan H. Hermansyah tokoh pantura yang baru-baru mengawal kisruh kebocoran dokumen bakal calon Kepala Desa di Kecamatan Legonkulon.
Menurut Hermansyah, pelaksanaan pilkades serentak sangat bersentuhan langsung dengan masyarakat. Sebab, banyak diantaranya para peserta atau calon yang ikut serta merupakan warga lokal.
“Sehingga kerawanan ini tentunya sangat sangat tinggi dan rawan dengan konflik. Yang sudah-sudah saja berbeda pilihan itu bisa terjadi gesekan,” ucap Hermansyah.
Baca Juga:Keren!! Smart Desa Bisa Cegah Ajuan Anggaran FiktifPeringati Sumpah Pemuda, ESport Subang dan Nalendra Group Gelar Vaksinasi
Menurutnya, faktor-faktor kerawanan dalam Pilkades sangat beragam mulai dari fanatisme, dukungan keluarga, loyalitas hingga tak jarang persoalan isu-isu yang muncul.
“Tentunya hal ini harus disikapi tidak hanya oleh para calon, tapi panitia Pilkades tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten. Termasuk juga aparat yang bisa memetakan potensi kerawanan lebih dini,” ucapnya.
Pelaksanaan Pilkades yang netral, fair, jujur dan adil adalah suatu keharusan yang perlu dilaksanakan oleh berbagai macam pihak. Tentu semata-mata untuk mensukseskan pelaksanaan pilkades dan menghindari terbelahnya masyarakat dan munculnya konflik pasca Pilkades.
Sementara itu, Ketua Panitia Pilkades Desa Pusakaratu H Sobirin mengharapkan, dengan perhelatan pilkades yang akan dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2021 di Desa Pusakaratu ini bisa menghasilkan calon kepala desa yang jujur dan amanah, membawa Pusakaratu kearah yang lebih baik, karena Desa Pusakaratu merupakan Ibu Kotanya Kecamatan Pusakanagara.
“Tapi tentunya pelaksanaan pilkades juga diharapkan dapat dilakukan dengan tertib, aman, lancar dan terhindar dari gesekan antar masyarakat maupun pendukung para calon,” imbuhnya.(ygi/vry)