Berikutnya, pada pasal 42 menyebutkan adanya campur tangan pemerintah terkait pengelolaan dana abadi pesantren. Inipun ditakutkan akan menghilangkan independensi dalam pendidikan dan dakwah yang selama ini sudah dijalankan pesantren hingga tercatat dalam sejarah betapa heroiknya para santri membela tanah air dan mengusir penjajahan. Tak kurang mashyur bagaimana bung Tomo yang menggelorakan semangat jihad dengan teriakan”Allahu Akbar” nya di serangan 10 November.
Bagaimana pula para santri dan ulama yang bersegera mengadakan konferensi besar dalam merespon keruntuhan institusi terbesar kaum Muslimin yaitu Khilafah Islamiyah terakhir di Utsmani, Turki karena tangan yang dilaknat Allah SWT, Mustafa Kemal Attaturk.
Untuk apa kemudian dibelokkan kepada perekonomian? Jikalau pun ada kurikulum ekonomi hal itu semata sebagai pendidikan life skill yang tidak kemudian dikapitalisasi kan , bahkan kemudian dijadikan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Sungguh ini bentuk kebodohan yang nyata!
Baca Juga:Ukur Minat Pemuda Subang dalam Perfilman, Komunitas Kreatif Subang Gelar Casting TMJPDituduh Tukang Santet Lalu Dibunuh, Setahun Kemudian 3 Pelakunya Ditangkap
Tak ada lagi yang bisa kita lakukan selain meluruskan sejarah, bahwa hari santri pada awalnya untuk mengenang semangat jihad para santri dalam mengusir penjajah. Bukan yang lain. Semestinya akan berjalan terus demikian,bahkan seharusnya ditambahkan dengan peringatan pentingnya kita memegang erat setiap kewajiban kaum Muslim yaitu jihad dan dakwah.
Dua perintah Allah ini tak akan pernah menancap dalam di dada dan benak para generasi jika pesantren diobok-obok bahkan seluruh kurikulum pendidikan di negeri ini diubah menjadi sekular, dimana agama dipisahkan kemudian difokuskan pada pembangunan perekonomian.
Menjamin syu’ur kaum Muslim untuk selalu terikat dengan akidah dan keyakinannya adalah kewajiban negara. Dan kita tahu pula, semua itu hanya bisa diwujudkan melalui pendidikan. Tentu dengan landasan yang shahih sehingga baik kurikulum maupun tata cara pelaksanaannya benar menuju pada target.
Dalam sistem hari ini jelas tak mungkin, secara nyata kita melihat saling dukung mendukungnya penguasa menghilangkan Islam, bahkan viral para penjilat melantangkan tak butuh syariat dan lain sebagainya meskipun mereka jelas Muslim . Â Wallahu a’ lam bish showab. Â