PADALARANG-Aktivitas di pool DAMRI yang berlokasi di Kampung Kuta Luhur RW 8, Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tampak sepi dan tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Gerbang pool yang hanya dihalangi oleh bambu itu tampak digembok sehingga tidak bisa ada yang masuk. Di dalam pun kosong dan tidak ada bus DAMRI atau kendaraan motor atau mobil yang terparkir.
Kondisi tersebut terjadi dikarenakan berhenti beoperasinya bus DAMRI dengan rute Alun-alun Bandung-Ciburuy sejak tiga hari terakhir. Praktis tidak ada pegawai atau bus yang keluar masuk ke pool ini.
Baca Juga:Minta Baznas Subang Transparan, Sekda: Segera Buat Website ResmiGeger! Mayat Laki-laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Situ Neglasari Purwadadi
Salah seorang warga yang diminta menjaga pool tersebut, Aep (51) mengakui, sejak dihentikannya sementara operasional bus DAMRI rute Alun-alun Bandung-Ciburuy pool bus sepi tidak ada aktivitas. Padahal biasanya cukup ramai dengan keluar masuknya bus. “Udah tiga hari kondisinya sepi, sejak ada pengumuman berhenti operasi. Bus juga semua disimpan di pool di Bandung tidak di sini (Ciburuy),” terangnya,
Dirinya bisa memaklumi jika DAMRI Alun-alun Bandung-Ciburuy berhenti sementara. Pasalnya keterisian penumpang berkurang drastis, terutama saat mulai masuk pandemi Covid-19. Kendati begitu diharapkan bus tersebut bisa secepatnya lagi beroperasi dan melayani penumpang. “Bus DAMRI rute Alun-alun Bandung-Ciburuy ini termasuk bus legenda karena telah beroperasi sejak tahun 1990. Sayang kalau harus terhenti operasionalnya, karena sekarang yang masih beroperasi bus DAMRI Bandung-Kota Baru Padalarang via tol,” sebutnya.
Warga Ciburuy Hendi (40) cukup menyayangkan dengan berhenti beroperasinya bus tersebut. Sebab bus itu jadi sarana utama bagi pekerja dari Padalarang ke arah Cimahi atau Bandung. Selain ongkos lebih murah, rutenya juga tidak memutar seperti angkot. “Kalau naik DAMRI lebih praktis, sekali naik bisa sampai dan tidak muter. Kalau naik angkot dari Ciburuy ke Bandung harus beberapa kali ganti angkot dan memutar di kawasan tagog Padalarang,” imbuhnya.
Sementara pengguna DAMRI warga Cimareme, Kiki (43) mengaku memiliki kesan mendalam terhadap bus DAMRI jurusan Ciburuy. Sebab ketika masih duduk di bangku SMP tahun 1990 di Baloper Padalarang, dirinya selalu naik bus tersebut untuk menghemat ongkos dan waktu. “Kalau naik angkot saya harus ganti di tagog Padalarang, tapi kalau naik DAMRI hanya sekali naik dan turun di gerbang menuju sekolah. Sayang banget kalau harus stop, itu bus trayek legenda ke objek wisata Situ Ciburuy,” tuturnya.